Rider Repsol Honda Marc Marquez masih mengincar gelar MotoGP, tetapi mengakui situasinya kini lebih sulit setelah mengalami rentetan cedera dalam dua tahun terakhir.
Akhir pekan nanti MotoGP akan menggelar balapan ketujuhnya, Grand Prix Prancis, di Sirkuit Bugatti, Le Mans. Dan Marc Marquez siap untuk berjuang meraih podium pertamanya musim ini.
The Baby Alien berharap bisa segera keluar dari periode tergelap dalam karier balapnya, setelah cedera lengan kanan atas dan kasus diplopia, yang dua kali dialaminya, melanda.
Marquez ingin secepatnya kembali ke performa terbaiknya dengan Honda RC213V, prototipe yang telah dikembangkan di luar preferensinya. Motor kini memaksanya beradaptasi lagi, dengan memanfaatkan latihan bebas untuk membuat perubahan dan menguji komponen anyar.
Marc Marquez masih punya ambisi besar untuk merebut status juara dunia MotoGP lagi, tanpa menjadi sama seperti sebelumnya. Kepada L’Equipe, ia menjelaskan betapa sulitnya menyesuaikan diri dengan kondisi fisik dan psikis yang baru.
“Hari ini saya harus bekerja mencari langkah saya dengan lengan yang tidak sama. Ini memaksa kami menggunakan kaki lebih banyak untuk mengendalikan motor, bahkan jika saya tahu bahwa saya harus menghindari benturan di kepala agar tak dapat isu penglihatan,” ujarnya.
“Jika saya masih di sini hari ini, itu karena saya terima risikonya. Kalau tidak, saya tak akan menetapkan waktu terbaik pada latihan bebas pertama dalam hujan di Portugal dan saya tidak bakal membuat waktu itu di sesi kualifikasi,” tambahnya.
Masih ada ketakutan mengenai kasus diplopia baru, masalah yang pertama kali dideritanya satu dekade lalu. Setiap kali Marc Marquez jatuh, momok problem yang sama bakal kambuh selalu menghantuinya.
“Dokter menjelaskan saraf optik saya dapat menderita tergantung pada tingkat kekerasan benturan, tetapi juga pada sudut pukulan yang diterima. Ketika saya cedera akhir Oktober, kepala saya mendapat benturan lateral yang kuat. Karena itu, konsekuensinya sangat tidak pasti.”
Peraih enam gelar kelas premier itu tak menyembunyikan fakta bahwa ia sempat berpikir untuk pensiun pada waktu-waktu tertentu, terutama usai highside saat pemanasan dalam GP Indonesia di Mandalika.
“Tetapi saya menyadari jika saya terus melakukannya (melanjutkan karier), itu tidak akan pernah sama seperti sebelumnya. Dari waktu ke waktu saya bertanya pada diri sendiri apa ini akan sepadan. Sejauh ini jawabannya selalu ‘Ya’,” Marquez menuturkan.
“Tentu saja saya mengambil banyak risiko, tetapi begitulah cara saya memenangkan delapan gelar juara dunia (masing-masing satu di kategori 125cc dan 250cc serta enam di kelas MotoGP).”
Tak hanya masalah diplopia, kondisi lengan kanan pun masih terus memberikan masalah untuk Marquez saat race. Ini menyebabkan pergerakannya terbatas, namun levelnya dapat diterima, terbukti dengan tiga kemenangan musim 2021. Hanya saja mustahil balik ke kondisi 2019.
“Kini sedikit berbeda. Yang memotivasi saya adalah tantangan menemukan cara untuk memperebutkan podium dan kemenangan lagi, untuk mencoba meraih gelar baru, karena saya merasa tujuan ini dapat dicapai,” kata Marquez optimistis.
“Tetapi kami harus bekerja lebih keras lagi. Kami harus folus pada apa yang saya inginkan, apa yang saya butuhkan. Motor baru ini dibuat untuk gaya yang berbeda, saya bisa beradaptasi dengannya, cuma saja saya belum mampu memaksimalkan potensi saat berkendara seperti itu.”