Troy Bayliss Nilai Level Persaingan WSBK Makin Berat

Insiden antara Jonathan Rea dan Toprak Razgatlioglu di WSBK Belanda telah memicu perdebatan. Menurut pembalap legendaris Troy Bayliss, itu menjadi salah satu bukti bahwa kejuaraan makin sulit.

Juara dunia tiga kali World Superbike (WSBK) Troy Bayliss masih menjadi pembalap paling populer dalam kejuaraan dan fans Ducati masih terpesona setiap kali namanya disebut.

Legenda balap asal Australia yang kini berusia 53 tahun itu sangat disukai penggemar karena selau ramah. Ia mudah didekati semua orang dan tak pernah merasa spesial meski pernah merajai WSBK.  

Tahun ini, Bayliss kembali ke paddock kejuaraan dunia berbasis motor produksi massal karena memiliki tujuan. Sang putra, Oli Bayliss, menjalani musim penuh pertamanya di World Supersport bersama Barni Racing.

Berita Terkait :  Leon Haslam Fokus Kembangkan Tim dan Akademi Atlet

Karena itu pula Troy menjadi lebih rutin hadir dalam akhir pekan balapan. Ia menemani dan membimbing Oli menghadapi musim pentingnya dalam menapaki karier sebagai pembalap di kejuaraan dunia.

Selama akhir pekan WSBK Belanda di Sirkuit Assen, Troy Bayliss menyaksikan juara dunia bertahan Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha) dan peraih lima gelar Jonathan Rea (Kawasaki Racing Team) tabrakan.

Insiden tersebut terjadi pada Race 2 hari Minggu ketika keduanya bertarung untuk posisi terdepan. Tetapi mereka tersisih lebih cepat. Kendati menyebutnya kecelakaan balap, mereka saling menyalahkan.

Berita Terkait :  Randy Krummenacher dan CM Racing Resmi Berpisah

“Setiap olahraga mencapai level berikutnya di beberapa titik, termasuk WSBK dan MotoGP. Kami dulu berkendara dengan keras, tetapi hari ini bagi saya sepertinya pembalap lebih sering mendorong batas mereka,” kata Bayliss dikutip dari Speedweek.

“Itu menyebabkan mereka lebih menderita. Hari ini orang-orang berkendara dengan sangat keras, selalu pada batas atau melebihinya, ini gila. Sekarang ada banyak pembalap muda yang datang.

“Dulu sulit mendapatkan tempat di tim yang bagus dan mempertahankannya. Saya bisa membayangkan itu lebih sulit hari ini. Tetapi begitulah bisnis bekerja, bahkan dalam dunia balap,” pria Australia tersebut menambahkan.       

Berita Terkait :  Xavi Vierge Bidik 5 atau 6 Besar di Estoril

Keluar dari mulut Bayliss, yang tidak pernah mundur atau menyerah di dalam trek, penilaian semacam itu sangat berat. Bisa dibayangkan bagaimana intensitas persaingan yang dihadapi para pembalap saat ini mudah memicu emosi. Itu pun dialaminya.

“Saya rasa memang sifat saya seperti itu. Namun, saya tidak pernah benar-benar marah kepada siapa pun. Tentu saja saya kesal pada seseorang sesekali, tetapi usai balapan, semuanya terlupakan.”

Related posts