Pabrikan Jepang Tak Menangi Lomba, Terpanjang sejak 1974

Sejak balapan pertama, seluruh enam pabrikan mampu menempatkan pembalapnya minimal sekali di podium MotoGP 2022. Tetapi, pabrikan Jepang belum juga menang.

Terhitung sampai Grand Prix Amerika di Circuit of The Americas (COTA), Austin, Texas, 10 April lalu, para pabrikan asal Jepang belum mampu menempatkan pembalapnya di podium utama kelas tertinggi di Kejuaraan Dunia Balap Motor 2022, MotoGP.

Dari empat balapan MotoGP yang sudah digelar musim ini, semuanya dikuasai pembalap yang menggeber motor asal pabrikan di Eropa. Bila ditarik mundur sejak 2021, ternyata pabrikan asal Jepang sudah enam balapan tidak mampu memenangi lomba MotoGP.

Mereka kali terakhir menang di GP Emilia Romagna 2021 lewat Marc Marquez (Repsol Honda). Marquez (foto utama) yang saat itu lama menempel ketat Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) menang setelah pembalap Italia itu membuat kesalahan hanya beberapa lap jelang finis.

Berita Terkait :  MotoGP: Marc Marquez: 'Saya tidak terobsesi untuk memenangkan kejuaraan lain, tetapi level masih ada' | MotoGP

Sejak saat itu, dalam enam balapan beruntun hingga GP Amerika 2022, hanya para pembalap yang memakai Ducati (pabrikan asal Italia), KTM (Austria), dan bahkan Aprilia (Italia) yang mampu menang.

Bagnaia menyapu bersih dua balapan terakhir MotoGP 2021, Algarve dan Valencia. Musim ini, Enea Bastianini (Gresini Racing-Ducati) menguasai putaran pertama (Qatar) dan keempat (Amerika).

Miguel Oliveira (Red Bull KTM Factory Racing) merebut podium utama pada balapan baru di Sirkuit Mandalika, Indonesia. Sementara, Aleix Espargaro memberikan kemenangan pertama untuk Aprilia di kelas MotoGP setelah menjadi yang terbaik di Argentina, balapan ketiga.

Kegagalan para pembalap pabrikan Jepang – Honda, Yamaha, dan Suzuki – memenangi balapan enam kali beruntun sejak 2021 lalu ini terakhir terjadi pada era awal 1970-an, tepatnya antara musim 1973 sampai awal 1974.

Saat itu, delapan balapan beruntun kelas 500cc antara GP Yugoslavia 1973 sampai GP Prancis 1974, berhasil dikuasai dua pabrikan asal Eropa.

Berita Terkait :  MotoGP Sepang: Kekayaan Ducati yang memalukan

Pembalap Selandia Baru Kim Newcombe menguasai GP Yugoslavia 1973 di atas Koenig. Hingga kini, Koenig menjadi satu-satunya motor asal Jerman yang mampu memenangi balapan kelas tertinggi Kejuaraan Dunia Balap Motor.

Menariknya, GP Yugoslavia 1973 tersebut juga menjadi satu-satunya kemenangan motor buatan Dieter Koenig tersebut di kelas 500cc.

Setelah GP Yugoslavia 1973, enam balapan berikutnya hingga musim berakhir seluruhnya dimenangi MV Agusta (Italia) masing-masing lewat Phil Read dan Giacomo Agostini. Read akhirnya menjadi juara dunia kelas 500cc 1973 diikuti Newcombe dan Agostini.

Dominasi pabrikan Eropa berlanjut hingga balapan pertama kelas 500cc 1974, GP Prancis, yang kembali dimenangi Read di atas MV Agusta.

Untuk kemenangan beruntun terbanyak pabrikan asal Eropa di kelas premier, musim ini menjadi yang pertama terjadi sejak 1972. Saat itu, dari 13 balapan kelas 500cc, MV Agusta 12 kali menang sejak lomba pertama lewat Agostini (11 kali) dan Alberto Pagani (1).

Berita Terkait :  Lebih dari 60 ribu diharapkan di MotoGP

Chas Mortimer berhasil menyelamatkan wajah pabrikan Jepang setelah menguasai balapan penutup musim 1972, GP Spanyol, dengan Yamaha. Itu juga menjadi kemenangan pertama Yamaha di kelas premier.

Akhir pekan ini (22-24/4/2022), seri MotoGP akan memulai rangkaian balapan di Eropa yang diawali di GP Portugal. Menarik untuk disimak apakah rekor buruk pabrikan asal Jepang bakal berlanjut di Sirkuit Internasional Algarve, Portimao.   

Dari tiga balapan yang sudah pernah digelar di Portimao, tiga pabrikan berhasil merebut satu kemenangan. Miguel Oliveira (KTM) memenangi GP Portugal 2020 dilanjutkan Fabio Quartararo (Yamaha) setahun berselang. Sementara, Francesco Bagnaia (Ducati) memenangi GP Algarve 2021.

 

 

Related posts