Bunga KUR Tinggi, Jusuf Kalla Marah

Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang akan mendapat penjaminan dari Perusahaan Penjamin.

KUR ini bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan UMKM & K kepada Bank. Pembelajaran UMKM untuk menjadi debitur yang bankable sehingga dapat dilayani sesuai ketentuan komersial perbankan pada umumnya (Sebagai embrio debitur komersial). Diharapkan usaha yang dibiayai dapat tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.

Namun, akhir-akhir ini Suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk pengusaha menengah ke bawah awalnya ditetapkan sebesar 22 persen. Mendengar itu, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) mengaku sempat marah.

Berita Terkait :  Kisah cinta Aas Rolani dan Rohadi berhenti ditengah kursi penyakitan

“Kita mahal dari segi keuangan, bunga tinggi daripada negara lain, malah KUR dulu 22 persen (bunganya). Saya marah,” kata Jusuf Kalla, dalam sambutannya di acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HPPI), di hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Selasa (27/10/2015).

Jusuf Kalla mengaku marah, karena KUR yang diperuntukan untuk pengusaha kecil, justru bunganya ditetapkan lebih mahal yakni sebesar 22 persen. Padahal pinjaman lain untuk pengusaha menengah keatas, bunganya lebih kecil, hanya sekitar 10-11 persen.

Berita Terkait :  Sakit hati, Ahmad Dhani ejek isi otak Kaka dan Bimbim Slank

“Bahaya ini, turunkan. Jadi jangan untung karena membebani rakyat kecil, jadi tidak adil. KUR lebih penting. Sampai saya marah betul,” jelasnya.

Akhirnya ia menginstruksikan agar bunga KUR diturunkan, solusinya adalah dengan memberikan subsidi oleh pemerintah agar bunga KUR lebih rendah dari 22 persen. Hal itu menurutnya akan jauh lebih baik, walau pun menambah beban pemerintah untuk subsidi.

“Terpaksa dengan beban pemerintah sebagiannya, besok subsidinya makin lama makin turun, lama-lama tidak ada subsidinya,” jelasnya.

Berita Terkait :  Pertemuan MUI dengan Jokowi inginkan Kapolri Mengusut Hingga Tuntas Kasus Ahok yang semakin Berkepanjangan

Bunga KUR sebesar 22 persen menurutnya juga tidak akan menarik, karena banyak kredit lain yang menawarkan pinjaman lebih rendah. Bahkan bila dibandingkan negara-negara lain yang ekonominya lebih baik, Indonesia termasuk negara yang menetapkan suku bunga tinggi.

“Kita harus jadikan efisien, bagai mana bisa bersaing kalau di China bunganya empat (sampai) lima persen, kita turunkan walaupun dengan subsidi juga,” tandasnya

 

Related posts