Jules Cluzel Pantas Difavoritkan Kampiun WSSP 2022

Melihat performa pada tes terakhir dan pengalamannya, Jules Cluzel rasanya layak dijagokan menjuarai World Supersport (WSSP) pada 2022.

Persaingan di WSSP 2022 dipastikan bakal lebih marak menyusul perubahan regulasi teknis terkait kapasitas mesin motor-motor yang turun.

Yamaha dan Kawasaki yang masih mengandalkan mesin tradisional 600cc empat silinder akan menghadapi motor-motor bermesin big-bore lansiran Ducati, MV Agusta, dan Triumph.

Namun, seperti apa duel mesin berbeda kapasitas, power, dan tentu saja karakter tersebut baru akan diketahui saat digelarnya putaran pertama WSSP musim ini yang akan digelar di Sirkuit MotorLand Aragon, Spanyol, akhir pekan ini (8-10/4/2022).

Kendati begitu, gambaran awal seperti apa peta persaingan di antara Yamaha YZF-R6, Kawasaki ZX-6R, Ducat Panigale V2, MV Agusta F3 800 RR, dan Triumph Street Triple 765 RS sudah bisa dilihat pada tes terakhir di Aragon, Senin dan Selasa (4-5/4/2022) lalu.

Jules Cluzel (GMT94 Yamaha) yang menggeber Yamaha R6, memimpin catatan waktu lap. Namun, posisi lima besar hari terakhir tes – P5 ditempati juara bertahan Dominique Aegerter (Ten Kate Racing Yamaha) – hanya dipisahkan 0,240 detik.

Berita Terkait :  Honda WSBK Sudah Tepat Rekrut Dua Pembalap Muda

Menariknya, dari posisi 10 besar, Yamaha dan Kawasaki yang notabene memiliki mesin lebih kecil, terlihat masih mendominasi. Yamaha menempatkan empat pembalap, Kawasaki tiga, Ducati dua, dan MV Agusta satu. Posisi terbaik satu pabrikan baru lainnya, Triumph, hanya P13.        

“Saya kira kekuatan motor-motor di WSSP tahun ini relatif berimbang,” tutur Jules Cluzel seperti dikutip Speedweek.com.

Melihat pengalaman dan performanya, pembalap asal Prancis itu pantas menjadi salah satu favorit juara WSSP tahun ini. Musim lalu, ia mampu memenangi empat race akhir WSSP, termasuk satu (Race 2) di Pertamina Mandalika Circuit, Indonesia, yang menjadi balapan terakhir.

Cluzel juga menjadi salah satu pembalap terkuat di grid WSSP 2022. Sejak turun di WSSP 10 tahun lalu (2012), ia berhasil memenangi 24 race. Selama 10 musim di WSSP, Cluzel hanya tidak mampu menguasai race di tiga musim: 2013, 2017, dan 2020.

Berita Terkait :  Jonathan Rea Puncaki Tes Jerez Hari Pertama

Pada tes terakhir di Aragon, Cluzel sebelumnya memprediksi Nicolo Bulega (Aruba.it Racing WorldSSP Team) yang menggeber Ducati Panigale V2, bakal melesat. Tetapi, ternyata bukan hanya Bulega yang mencuat.

Lorenzo Baldassarri (Evan Bros. WorldSSP Yamaha Team) berhasil melesat ke P2 pada akhir tes dan hanya terpaut 0,057 detik dari Cluzel. Sedangkan Bulega finis di P4 (+0,214 detik) atau tepat di bawah Can Oncu (Kawasaki Puccetti Racing).

“Saya kira Bulega patut diwaspadai. Namun, Baldassarri juga berbahaya. Ia turun dengan Evan Bros Yamaha dan itu akan menjadi keuntungan karena ia juga pembalap bagus. Aegerter juga akan mampu di depan di setiap balapan,” kata Cluzel.

Dengan pengalaman tiga kali menjadi runner-up WSSP (2012, 2014, 2016), sepertinya sudah saatnya Jules Cluzel merebut gelar tahun ini. Apalagi usianya sudah 33 tahun. Meskipun begitu, Cluzel menyebut persiapannya untuk WSSP 2022 tidaklah ideal.

“Sebelum tes Aragon, kami praktis tidak bisa melakukan tes. Saya memang mampu memenangi empat balapan terakhir musim lalu. Tetapi, libur hingga empat bulan juga terlalu lama. Perubahan regulasi teknik mungkin sedikit mengubah permainan,” ucapnya.

Berita Terkait :  Cuaca Buruk, Race 1 WSBK Indonesia Diundur Minggu

Untuk merebut gelar, menurut Jules Cluzel, seorang pembalap butuh kecepatan yang ideal. Untuk faktor itu, ia mengaku agak kurang karena sedikitnya waktu tes. Cluzel mengaku ia sebetulnya membutuhkan lebih banyak waktu di lintasan.

“Kami hanya memakai ban lunak untuk balap dan ban SCX pada hari kedua. Para pembalap lain sudah memakainya pada Senin dan membuat mereka lebih cepat hingga 1,5 detik,” kata Jules Cluzel, yang dua musim terakhir menempati P4 klasemen akhir WSSP.

Meskipun begitu, Jules Cluzel percaya dengan peluangnya untuk merebut gelar tahun ini. Pengalaman segudang menjadi salah satu keuntungan yang tidak dimiliki pembalap lain.

Selain itu, reputasi Yamaha sebagai motor juara WSSP lima musim terakhir, juga tidak bisa diabaikan. “Saya merasa sangat seimbang dan itu tidak saya miliki musim lalu,” kata Jules Cluzel.

Related posts