Pembalap LCR Honda, Alex Marquez, mengatakan Michelin harus mencegah agar tidak terulang lagi problem alokasi ban saat MotoGP Indonesia lalu.
Lantaran ban standar 2022 tak kuat menahan suhu panas dalam tes pramusim di Sirkuit Mandalika, Michelin memilih untuk membawa carcass ban yang lebih kaku, yang mana kali terkahir digunakan pada 2018.
Pol Espargaro berhasil membawa Repsol Honda Team menguasai tes hari pertama dan ketiga. Namun, rider Polyccio itu begitu terseok karena kurang grip belakang selama akhir pekan Pertamina Grand Prix of Indonesia.
Rekan setim Marc Marquez malah bernasib sial. Pengoleksi delapan gelar juara dunia itu mengalami highside, serta kemudian dinyatakan tidak fit lantaran menderita gegar otak. Belakangan diketahui diplopianya kembali kambuh.
Honda tak menyalahkan Michelin atas kecelakaan Marquez, tetapi Alberto Puig menyerang balik komentar Piero Taramasso. Pria asal Spanyol itu merilis pernyataan panjang kepada Motorsport.com.
Jelang putaran ketiga MotoGP Argentina, Alex Marquez menilai apa yang terjadi di Indonesia tidak boleh terulang lagi. Dia juga merasa tanggapan Michelin terhadap situasi alokasi ban hanya untuk menyelamatkan muka.
“Saya pikir itu adalah sesuatu yang perlu mereka tingkatkan untuk masa depan, itu adalah sesuatu yang tidak boleh terjadi lagi,” kata Marquez menjawab pertanyaan Motorsport.com soal kepercayaan kepada Michelin.
“Untuk tiba-tiba mengubah alokasi ban, maksud saya kami berada di sana (di Indonesia) selama tiga hari tes karena mereka (Michelin) meminta tiga hari di sana untuk mencoba ban.
“Kami melihat jelas ban tidak bisa menghadapi 27 lap, tapi untuk masa depan saya pikir akan menarik untuk tidak mengubah casing, dan semua itu duntuk memakai kembali carcass yang selama tiga tahun tidak ada dalam alokasi.
“Jadi, jika ban tidak dapat menangani 27 lap, memangkas balapan lebih pendek atau flag-to-flag yang kami lihat juga sangat bagus dari masa lalu. Tetapi untuk mengubah alokasi, saya kira itu tidak terlalu adil.
“Bukan karena kami memiliki banyak masalah, karena mungkin itu akan terjadi di trek lain di mana bagi kami itu akan luar biasa, menyenangkan dan bagus, dan untuk pabrikan lain tidak. Jadi, agar adil, kita harus selalu memiliki yang sama dan mencoba mencari solusi lain.
“Kami memiliki beberapa masalah di bagian belakang, tetapi kami juga memiliki beberapa probelm di bagian depan saat tes dan mereka tidak mengubah bagian depan (untuk balapan). Jawaban dari Michelin adalah hanya mencoba untuk memiliki citra yang baik untuk mereka.
“Tapi ini hanya bisnis dan itu normal. Honda juga ingin memiliki citra yang baik, namun itu adalah sesuatu yang mereka butuhkan juga untuk melihat masalah yang terkadang akan terjadi.
“Itu tidak selalu kesalahan tim, atau kami membuat kesalahan dalam tekanan ban, atau melakukan sesuatu yang aneh. Juga, mereka perlu melihat masalah mereka untuk diperbaiki. Jika tidak, itu tidak mungkin.”
Sempat menyalahkan Michelin, Espargaro sekarang mengatakan bahwa tak mungkin menyalahkan pihak-pihak tertentu ketika terjadi kesalahan. Nampaknya sikap Spaniard lebih melunak dibanding sebelumnya.
“Saya pikir sangat mudah untuk memahami situasinya. Yang terkuat di tes dengan ban normal adalah Honda dan Suzuki. Dan yang paling berjuang (selama akhir pekan GP) adalah Honda dan Suzuki,” tuturnya.
“Ini cukup buruk, karena ketika saya memiliki masalah pada motor saya, saya mengeluh kepada Honda, kepada pers dan tidak ada yang terjadi. Honda mengambil kesalahan dan mencoba untuk meningkatkan. Dan ketika saya berjuang dan saya tidak cukup baik, Honda mengeluh tentang saya dan Honda bisa melawan saya dan tidak ada yang terjadi.
“Itu bagian dari pekerjaan, terkadang Anda bagus dan terkadang tidak, dan terkadang Anda mengambil keputusan yang baik dan terkadang tidak. Tetapi di bagian tertentu dari pekerjaan ini dan pada orang tertentu, Anda tidak bisa mengeluh.
“Tidak buruk untuk mengatakan ‘Oke, mungkin kami melakukan kesalahan, oke itu tidak baik untuk Anda, maaf teman-teman’. Ini bisa terjadi, itu bukan masalah, dan terkadang bahkan sulit untuk melakukan itu.”