Setelah 18 Tahun di Level Teratas, Persela Hari Ini Terdegradasi

Setelah 18 Tahun di Level Teratas, Persela Hari Ini Terdegradasi

BabatPost.com-Persela Lamongan dipastikan terdegradasi dari BRI Liga 1 2021-2022. Persela akan berkompetisi di Liga 2 pada musim depan. Turunnya Persela ke Liga 2 disebabkan karena pesaing mereka, Barito Putera, mengalahkan Persik Kediri dengan skor 2-0 (19/3).

Persela yang saat ini berada di urutan ke-17 dengan koleksi 21 poin sejatinya baru bermain pada Minggu (20/3) besok menghadapi Bhayangkara FC. Namun, mereka sudah pasti tidak dapat mentas dari zona merah.

Read More
Berita Terkait :  Tiket Final Liga 3 Jatim Jadi Milik Persedikab dan NZR Sumbersari

Sebab, Barito yang berada di urutan ke-16 alias posisi aman terakhir kini sudah mengumpulkan 32 poin. Sedangkan Persela hanya punya tiga pertandingan sisa musim ini.

Terdegradasinya Laskar Joko Tingkir musim ini mengakhiri perjalanan panjang tim tersebut. Persela menghabiskan 18 tahun terakhir berkompetisi di level tertinggi sepak bola Indonesia.

Kepastian terdegradasinya Persela di tangan Barito cukup ironis. Sebab, klub asal Banjarmasin itu adalah salah satu tim yang posisinya digantikan oleh Persela saat meraih promosi pada 2003 silam.

Berita Terkait :  Eky Taufik Bahagia Bisa Juara, Sedih karena Persela Terdegradasi

Kala itu Persela meraih tiket promosi pada 2003 bersama Persebaya Surabaya dan PSMS Medan. Mereka menggantikan Barito, Arema Malang, Perseden Denpasar, Petrokimia Gresik, dan PSDS Deli Serdang.

Dalam kurun waktu 18 tahun berlaga di strata tertinggi Liga Indonesia, pencapaian terbaik Persela terjadi pada musim 2011-2012. Saat itu, Persela menduduki peringkat empat klasemen akhir Liga Super Indonesia.

Di akhir musim 2011-2012, Persela mampu mengamankan total 56 poin dari 34 pertandingan. Persela hanya berada di bawah Sriwijaya FC yang keluar sebagai juara, lalu Persipura Jayapura, dan Persiwa Wamena.

Berita Terkait :  Alasan Persita Pilih Angel Alfredo Vera sebagai Pelatih Baru

Kala itu Persela Lamongan ditangani oleh pelatih asal Republik Ceko, Miroslav Janu. Persela saat itu memiliki penyerang tajam asal Argentina Mario Costas yang mampu mencetak 22 gol dalam semusim.

Related posts