BabatPost.com-Jawa Pos kembali menggelar diskusi sepak bola. Kemarin, di lantai 4 Gedung Graha Pena, Surabaya, giliran mantan wasit FIFA Purwanto dihadirkan untuk sharing pengetahuan terkait rule of the game dalam sepak bola.
Khususnya beberapa aturan yang paling baru. Mulai handsball, penalti, hingga offside.
Dalam diskusi kemarin, pria yang saat ini menjabat ketua Komite Wasit Asprov PSSI Jawa Timur itu juga membahas beberapa potongan video soal keputusan wasit di Liga Indonesia.
Salah satunya di laga antara Madura United vs Persebaya Surabaya yang digelar di Stadion Ngurah Rai, Denpasar, pada 28 Februari lalu.
Purwanto menegaskan, wasit Agus Fauzan Arifin yang memimpin pertandingan melakukan kesalahan sangat fatal.
Yaitu, tidak memberikan penalti kepada Persebaya ketika Samsul Arif diganjal dalam kotak penalti lawan pada menit ke-72. ’’Padahal, posisi wasit di dekat kejadian. Jelas sekali. Tidak ada yang menghalangi,’’ tuturnya.
Pria asal Kediri itu mengaku tidak mengerti sama sekali kenapa dengan jarak sedekat itu wasit tidak bisa mengambil keputusan tepat.
’’Saya hanya bicara aturan ya. Tidak menjelekkan seseorang. Kalau teknis aturan, itu sah pelanggaran. Harus diberi penalti,’’ bebernya.
Purwanto mengungkapkan, ada tiga faktor yang harus dimiliki seorang wasit. Yang pertama adalah soal fisik. Dengan fisik yang prima, keputusan yang dikeluarkan wasit akan tepat.
Yang kedua adalah pemahaman rule of the game yang akan membuat segala keputusan yang dibuat akan sesuai dengan peraturan yang berlaku di sepak bola dunia.
Dan, yang ketiga adalah integritas. Bagi Purwanto, ini faktor paling penting bagi seorang wasit. Jika punya integritas, wasit tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun.
’’Keputusannya mutlak dan sesuai fakta yang terjadi di lapangan,’’ tegasnya. ’’Yang harus diingat juga, segala keputusan wasit dalam memimpin pertandingan, selain harus dipertanggungjawabkan di dunia, juga akan dipertanggungjawabkan di akhirat,’’ imbuhnya.