Mantan pembalap Ducati Carlos Checa memberikan analisisnya terkait performa Ducati pada awal musim Kejuaraan Dunia MotoGP 2022.
Hasil yang ditorehkan para pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo pada MotoGP Qatar, Minggu (6/3/2022) pekan lalu sungguh di luar dugaan para pencinta Ducati. Tak terkecuali Carlos Checa, mantan pembalap yang pernah menjadi bintang Ducati.
Dengan pengalamannya sebagai pembalap, seperti banyak orang – utamanya penggemar Ducati – Checa tidak habis pikir mengapa pabrikan asal Borgo Panigale, Italia, tersebut hancur lebur pada balapan di Sirkuit Internasional Lusail lalu.
Jack Miller yang start dari grid keempat, terpaksa mundur pada lap keenam (dari total 22 lap balapan) karena kendala teknis pada Ducati Desmosedici GP22.
Sementara runner-up MotoGP musim lalu, Francesco Bagnaia, mengalami kecelakaan yang juga melibatkan peraih pole position Jorge Martin (Pramac Racing) pada lap 11.
Ducati masih bisa tersenyum karena Enea Bastianini (Gresini Racing) yang menggeber Desmosedici GP21 (motor musim lalu) mampu menang, sementara Johann Zarco (Pramac Racing) finis di P8.
“Untuk saat ini, Ducati belum membuat kemajuan yang signifikan,” tutur pria asal Spanyol, 49 tahun, yang pernah memperkuat tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2005, tersebut.
Checa, yang meraih dua podium saat membela Ducati di MotoGP, yakin bila Ducati telah membuat sejumlah ubahan yang dirasa bagus di atas kertas, tetapi belum memiliki waktu cukup untuk mengoreksinya.
“Mereka harus bekerja lebih keras lagi untuk menemukan modifikasi yang bisa memberikan keuntungan. Saat ini, pengembangan yang mereka lakukan belum berjalan baik,” tutur Checa, seperti dikutip Motosan.es.
Lebih jauh Checa menjelaskan, sebelumnya ia berharap Bagnaia dan Miller mampu berada di level yang lebih tinggi, sehingga GP Qatar bisa menjadi awalan bagus bagi Ducati untuk menghadapi persaingan di MotoGP 2022.
Faktanya, Ducati masih harus menemukan di mana kesalahan mereka untuk kemudian mencari arah yang tepat. Kedua hal tersebut harus segera mereka lakukan.
“Ducati akan menemukan cara agar bisa mengeksploitasi potensi motor. Pasalnya, situasi ini tidaklah normal bagi Ducati. Para pembalap mereka tidak memiliki kepercayaan diri seperti yang mereka rasakan saat memakai motor musim lalu,” ujar Checa.
Di sisi lain Carlos Checa juga senang melihat Bastianini mampu menang di Qatar. Kemenangan tersebut memiliki banyak arti baik bagi Bastianini secara pribadi (kemenangan pertama di MotoGP) dan tentu Tim Gresini Racing.
Podium utama GP Qatar dipersembahkan pembalap Italia tersebut untuk mendiang Fausto Gresini, pendiri dan pemilik tim yang wafat pada akhir Februari 2021 lalu karena terpapar Covid-19.
“Qatar menjadi balapann spesial bagi Bastianini, Gresini, dan Ducati. Namun jumlah lawan makin bertambah. Ducati tidak menjadi motor yang menarik perhatian publik pada balapan pertama,” kata Checa.
“Meskipun, Bastianini berhasil membuktikan Ducati masih menjadi salah satu motor terbaik di grid MotoGP saat ini, dengan kemenangannya di Lusail.”
Balapa kedua MotoGP 2022 akan segera dilangsungkan di Pertamina Mandalika Circuit, Lombok, Indonesia. Ducati harus segera menemukan solusi terkait masalah pada motor.
Kendati begitu, mereka diyakini akan menghadapi masalah yang jauh lebih pelik di Lombok pada 18-20 Maret nanti. Mandalika memang sempat menjadi lokasi tes pramusim MotoGP 2022 pada awal Februari lalu.
“Namun selama tes, aspal tidak berfungsi bagus. Trek juga sangat kotor. Kini, Mandalika sudah diaspal ulang. Praktis, data pada tes lalu tidak lagi valid,” ujar Checa yang tak menyebut bila Michelin takkan membawa jenis ban sesuai alokasi awal dan diuji di sana.
Setelah balapan di Qatar, semua tim dan pembalap pasti melakukan evaluasi dan menentukan apa saja yang harus diubah. Khususnya bagi mereka yang tidak mampu memenuhi ekspektasi di GP Qatar lalu.
“Sirkuit Mandalika ini sangat berbeda. Mungkin performa mesin tidak akan berpengaruh besar. Saya lihat Yamaha memiliki peluang lebih bagus di sana,” ucap Checa, pembalap Ducati terakhir yang mampu juara dunia Superbike (WSBK), pada 2011.
“Mandalika nanti akan menyuguhkan balapan yang berbeda. Saya berharap level trek bakal dalam kondisi baik untuk balapan.”
Pada tes pramusim di Mandalika lalu, Pol Espargaro (Repsol Honda) menjadi yang tercepat waktu kombinasi (waktu lap terbaik dalam tiga hari tes) dengan 1 menit 31,060 detik. Juara dunia Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP) berada di P2 dengan gap 0,014 detik dari Espargaro.
Luca Marini (Mooney VR46 Racing Team) yang menggeber Ducati Desmosedici GP22 menempati posisi ketiga waktu lap, terpaut 0,229 detik dari Espargaro.
Sementara, duo pembalap tim pabrikan Ducati Lenovo, Bagnaia (+0,376 detik) dan Miller (+0,810) masing-masing berada di P6 dan P18 pada akhir tes Mandalika.