Juara dunia bertahan Fabio Quartararo mengaku, bahwa raihan finis kesembilan di MotoGP Qatar telah membuatnya khawatir soal peluang mempertahankan gelarnya.
Oleh: Lewis Duncan Diterjemahkan oleh: Scherazade Mulia Saraswati , Editor 7 Mar 2022 03.36
Sudah bukan rahasia lagi Quartararo tak antusias dengan kurangnya peningkatan dan kemajuan dari paket Yamaha YZR-M1 2022, terutama di area top speed. Bahkan dia mengaku sudah mencapai limit motor saat tes pramusim.
Kendati hanya meraih grid start ke-11, banyak yang masih memprediksi sang pembalap mampu berbicara banyak ketika menghadapi perlombaan. Hal ini lantaran musim lalu, dia berhasil memenangi Grand Prix Doha.
Namun, terlepas dari upayanya untuk menduduki posisi ketujuh, Quartararo justru menurun dalam paruh kedua balapan. Dia juga akhirnya dipaksa gigit jari finis P9 usai dilewati Johann Zarco — hanya terpaut 0,007 detik.
Dengan kelima rival pabrikan Yamaha finis di depannya, Quartararo pun melontarkan ketidakyakinannya terhadap motor baru untuk mengarungi kejuaraan dunia pada tahun ini.
“Yah, mengetahui bahwa tahun lalu kami memenangi kedua balapan dan sekarang kami pada dasarnya finis di belakang, cukup jauh ke belakang, tentu saja saya khawatir,” tuturnya.
“Saya tidak akan katakan saya percaya diri. Kami start baris keempat, pergi ke Q1 di Qatar.
“Jadi, saya akan bilang saya tidak bisa terlalu percaya diri. Tapi saya akan selalu mengatakan, saya bukan seorang engineer.
“Tugas saya adalah memberikan 100 persen dan fokus untuk setiap balapan. Dan saya memberikan 100 persen saya di setiap kondisi. Jika saya berjuang untuk kemenangan, P3, P5, P9, saya memberikan 100 persen..
“Jadi, itu adalah sesuatu yang pasti saya akan memberikan yang terbaik apapun posisi yang saya dapatkan.”
Menjelaskan apa yang salah dalam balapannya, Fabio Quartararo mengatakan tekanan di ban depannya mencapai batas atap setelah menempuh dua lap pertama.
Ini biasanya merupakan masalah yang dihadapi rider pabrikan garpu tala. Kurangnya top speed menghentikan para pembalap untuk dapat menyalip di lintasan lurus.
Masalah tekanan ban depan yang ekstrem juga bukan hal baru bagi Quartararo. Saat berlomba di MotoGP Aragon 2020, sang pembalap didera masalah yang sama.
“Saya melakukan start bagus, kemudian dari lap kedua kami sudah membuat tekanan ban menjadi sangat tinggi,” ucapnya.
“Itu pada dasarnya agak aneh karena itu dari lap kedua, dan kemudian kecepatannya turun begitu saja.
“Pada dasarnya, saya tidak tahu. Saya mendorong maksimal saya tapi kemudian ban belakang, ban depan kami, menurun.
“Sejujurnya saya tidak tahu. Saya mengharapkan sedikit lebih banyak kecepatan, tetapi saat ini kami tidak bisa melakukan yang lebih baik dan itulah masalahnya.”