Proses Perbaikan Aspal Sirkuit Mandalika Ternyata Tak Gampang

Perbaikan permukaan Sirkuit Mandalika yang jadi tuan rumah MotoGP Indonesia 2022 ternyata tak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti apa kerumitannya?
Oleh: Xaveria Yunita , Editor 2 Mar 2022 10.00

Trek tersebut sudah mengantongi lisensi grade B untuk menggelar World Superbike (WSBK) 2021. Saat itu, kondisi sirkuit masih sangat prima sehingga menuai pujian.

Tiga bulan kemudian, Mandalika dipakai lagi untuk tes pramusim MotoGP setelah Sepang. Berbeda dengan sebelumnya, para pembalap mengeluhkan aspal terkelupas dan kotor.

Dorna Sports dan Federasi Motor Internasional (FIM) pun mendorong perbaikan agar bisa dapat lisensi grade A.

“Untuk sirkuit baru, Mandalika baru jadi tahun lalu, hal-hal seperti itu wajar. Namun, kami sudah antisipasi waktu. Beruntung ada tes pramusim sehingga bisa mengetes kondisi sirkuit,” kata Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis ITDC, Arie Prasetyo.

Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, menerangkan, “Beberapa aspal di tikungan dan jalan lurus diminta diperbaiki agar traksi antara roda dengan permukaan lintasan bagus, sehingga aksi jadi seru, terutama aksi di tikungan. Pembalap tidak hanya bisa menikung jalur balap, tapi juga ambil posisi di dalam atau luar.”

Berita Terkait :  Oliveira memenangkan MotoGP Thailand saat perburuan gelar semakin ketat

Berdasarkan evaluasi ada beberapa kemungkinan penyebab problem tersebut muncul.

“Permukaan saat dibangun kotor oleh debu, ditambah dengan pembangunan di sekitarnya. Selain itu, deposit kerikil dan butir-butir pasir halus berlebihan sehingga saat pengaspalan final, permukaan tidak kontak penuh dengan lapisan di bawahnya,” Priandhi menerangkan.

“Kelembaban yang timbul oleh kenaikan air tanah sebelum pengaspalan atau sedang diaspal atau setelah pengaspalan juga bisa memengaruhi. Air tanah naik turun sendiri sesuai pasang surut air laut.

“Pencucian bahan baku kurang bersih sehingga masih ada butir debu atau pasir. Berbagai kemungkinan itu bisa terjadi.”

Berita Terkait :  MotoGP kembali dan membawa kesenangan

Analisis tersebut menjadi dasar konsultan pembangunan sirkuit dan PT Pembangunan Perumahan (Persero), selaku kontraktor, dalam pengerjaan. Setelah mendatangkan alat berat, proses pengelupasan pun dilakukan di semua bagian lintasan antara tikungan 17 hingga 5.

Setelah dikelupas, pembersihan lintasan dilakukan dengan cara disikat dan disiram dengan air. Proses ini bisa terjadi beberapa kali. Setelah itu, dikeringkan dengan penghembus angin bertekanan tinggi.

Pekerjaan tersebut berada di bawah pengawasan ketat konsultan. Mereka ingin memastikan semua bersih agar semua lapisan menempel dan terikat.

“Konsultan ingin permukaan yang sudah dikupas sangat bersih sehingga ketika diaspal ulang, ikatan perekat dengan lintasan lebih bagus sehingga dapat mengurangi risiko kerusakan,” tuturnya.

“Setiap langkah yang ditempuh kami dokumentasikan lewat foto maupun video dan dikirim ke grup Whatsapp. Saat semua setuju, baru dieksekusi.

“Contohnya, kita sudah cuci bersih semua, tiba-tiba ada kendaraan yang masuk dan terdapat ceceran oli dengan diameter sekira 20 cm. Awalnya tidak ada yang melihat, tapi 2 jam kemudian, konsultan asing lihat tumpahan oli itu.

Berita Terkait :  Favorit penggemar lama Michael Rutter dan John McGuinness sangat ingin mengikuti perkembangan senjata muda

“Mereka tidak setuju bagian ini dilakukan pengaspalan ulang karena tetesan oli merembes ke dalam. Walau permukaan dicuci pakai deterjen, tidak ada gunanya sebab dalam 2-3 jam, serapannya sudah turun 5mm ke dalam aspal.

“Jadi dia minta bulatan 20 cm itu dipotong dan dibuang, supaya lapisan aspal di atasnya bisa merekat. Kalau tidak, lapisan tak akan menempel.”

Setelah itu, perlu dilakukan simulasi untuk menentukan campuran aspal, batuan dan agregat terbaik serta melakoni tes kekuatan. Batu-batuan juga mesti menjalani tes tekan.

Dilakukan pengujian di beberapa titik hingga didapat hasil memuaskan dan disetujui semua pihak. Setelah itu, baru aspal diaplikasikan.

Related posts