Iwan Jaya Azis Menyarankan Bi Rate Harus Turun

Efek pelemahan ekonomi global masih terasa hingga kini. Salah satunya, daya beli masyarakat melemah. Karena itu, Guru Besar Universitas Cornell Iwan Jaya Azis menyarankan semua kebijakan, termasuk di bidang makro, yang berdampak negatif harus dihindari. Sebaliknya, pemerintah atau bank sentral mesti mendorong daya beli masyarakat, seperti menurunkan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).

Selasa, 20 Oktober 2015, seminar Mendalami Krisis Global dan Kebijakan Ekonomi Nasional di Jakarta, Iwan mengatakan kondisi sekarang, prioritasnya meningkatkan daya beli masyarakat bawah. Salah satunya adalah menurunkan tingkat bunga’.

Berita Terkait :  Wamenhan: Kemhan terus "update" kebijakan pertahanan negara

Menurut dia, tidaklah tepat bila alasan BI mempertahankan suku bunga karena khawatir dana asing akan keluar. Sebab, faktor utama masuknya modal asing ke Indonesia bukan lantaran daya tarik kondisi dalam negeri. Membanjirnya dana asing lebih dipicu oleh faktor pendorong dari luar negeri. Misalnya, kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang menggelontorkan dolar untuk membeli aset-aset berharga (quantitative easing) guna mendongkrak ekonomi mereka.

Ia juga menambahkan banwa bahwa tingkat bunga akan menarik modal dari luar, itu betul dengan kondisi biasa. Tapi ini kondisi tidak normal,” ujarnya. “Arus modal masuk merupakan push factor bukan pull factor.”

Berita Terkait :  Gara-gara asap, jarak pandang di Mesuji makin tipis

Karena itu, Iwan melanjutkan, Indonesia tidak bisa mengatasi hal tersebut dengan kebijakan domestik. Yang bisa dilakukan adalah meminta ketegasan Amerika Serikat melalui forum internasional mengenai kepastian kebijakan normalisasi kebijakan tersebut diambil. Di sisi yang lain, tingkat suku bunga yang tinggi bisa membahayakan perbankan. Pasalnya, perbankan saat ini banyak memegang instrumen finansial seperti obligasi.

Pandangan yang sama disampaikan Wihana Kirana Jaya. Guru Besar Universitas Gadjah Mada ini menyatakan penurunan suku bunga acuan juga akan mendorong laju pasar modal. Selain itu, keputusan mempertahankan bunga tinggi hanya menguntungkan investor asing. Wihana juga setuju suku bunga rendah. Itu sudah ada best practise di Amerika untuk membiayai pertumbuhan ekonomi.

Berita Terkait :  Besok Pengumuman Nilai UN SMP, Pihak Sekolah Bakal Gunakan Kurir Untuk Berikan Hasil Buruk

Sebenarnya, peluang penurunan BI rate semakin terbuka. Pemerintah dan BI mengakui adanya ruang untuk menurunkan suku bunga acua karena didukung membaiknya beberapa indikator ekonomi makro.

Related posts