BabatPost.com-Persib Bandung dan Bhayangkara FC membuang peluang untuk menguntit Bali United di puncak klasemen sementara BRI Liga 1 2021–2022.
Menghadapi Persela Lamongan yang sedang berjuang lepas dari jeratan degradasi, tim berjuluk Maung Bandung itu hanya bisa bermain seri 1-1 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, tadi malam.
Persib Bandung tertinggal lebih dulu lewat gol Rahel Radiansyah pada menit ke-56 sebelum akhirnya menyamakan kedudukan lewat David da Silva pada menit ke-67.
Nasib kurang beruntung itu ternyata menular ke Bhayangkara FC. Menghadapi tim yang juga sedang tertatih-tatih PSM Makassar di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, tadi malam, tim berjuluk The Guardian itu hanya bisa bermain imbang 0-0. Persib dan Bhayangkara pun gagal menyalip Arema FC di peringkat kedua.
Jika dibandingkan empat tim lainnya di papan atas yang punya peluang menjadi juara Liga 1, Persib Bandung memiliki jadwal paling terjal. Sebab, tiga dari tujuh pertandingan sisa yang harus dijalani berstatus big match.
Yaitu, menghadapi Persija Jakarta (1/3), Arema FC (9/3), dan Persebaya Surabaya (19/3). Target sapu bersih sudah pasti tidak akan mudah.
Pelatih Persib Robert Rene Alberts mengatakan, bukan hanya tiga tim tersebut yang akan menyulitkan. Menurut dia, justru tim lainnya yang di atas kertas levelnya berada di bawah Persib tetap tidak boleh diremehkan.
Sebut saja Persiraja Banda Aceh yang menjadi lawan pada 5 Maret mendatang. ’’Lihat saja Persiraja, mereka bisa mengalahkan Persija,’’ katanya.
Karena itu, Robert tidak ingin hanya fokus melawan tim big five saja. ’’Kami harus punya keinginan kuat untuk menang di setiap pertandingan sisa ini,’’ lanjutnya.
Bermain imbang lawan Persela tadi malam dijadikannya pelajaran. Sebab, kegagalan mendapat tiga poin membuat Persib gagal naik ke peringkat kedua. Bagi pelatih asal Belanda itu, hasil tersebut tidak boleh terjadi lagi.
Tim wajib bermain habis-habisan jika ingin terus mengejar peluang juara. ’’Karena lima tim yang saat ini ada di atas semua punya peluang untuk jadi juara,’’ ucapnya.
Sementara itu, pelatih Bhayangkara FC Paul Munster menyebut, tidak ada masalah dengan pemainnya tadi malam. Andik Vermansah dkk sudah bermain baik dan menjalankan instruksinya. ’’Kami mengontrol pertandingan dan mencoba menciptakan gol, tapi selalu gagal,’’ ujarnya.
Dia hanya kecewa dengan kepemimpinan wasit Thoriq Alkatiri. Menurut dia, kepemimpinan wasit asal Jawa Barat itu sangat buruk. ’’Beberapa kali, tiap kali kami dapat momentum, lawan mengulur waktu dan wasit membiarkannya,’’ ucapnya.
Keputusan-keputusan dalam pertandingan juga sangat buruk. Munster heran kenapa wasit seperti Thoriq masih bisa memimpin laga di BRI Liga 1. Apalagi memimpin sebuah laga penting.
’’Dengan situasi seperti ini, kami pasti sulit juara melihat apa yang dilakukan wasit malam ini (tadi malam, Red),’’ lanjutnya.
Munster mengungkapkan, melawan siapa pun di tujuh pertandingan sisa akan sangat sulit bagi timnya. Dia menduga pasti akan ada wasit yang dengan sengaja membuat timnya tidak menang.
’’Lihat saja di pertandingan hari ini (tadi malam, Red). Lihat gambaran besarnya seperti apa,’’ bebernya.
Hal senada dikatakan T.M. Ichsan. Dia menuturkan, tidak seharusnya Bhayangkara FC diperlakukan seperti itu. ’’Ini lelucon tidak pantas terjadi di BRI Liga 1,’’ tegasnya.
Sementara itu, hasil imbang melawan Bhayangkara FC sangat disyukuri pelatih PSM Joop Gall. Menurut dia, dengan persiapan hanya dua hari setelah melawan Persib Bandung pada 22 Februari lalu, melawan tim seperti Bhayangkara FC dan mampu mencuri poin adalah hasil terbaik.
’’Sejujurnya kami takut melawan Bhayangkara FC. Kualitas dan kandidat juara. Tapi, anak-anak sangat luar biasa,’’ tuturnya.