Pembalap Mooney VR46 Racing Team Luca Marini sangat puas dengan tes MotoGP selama tiga hari di Sirkuit Mandalika. Pasalnya, proses adaptasi sang rider dengan Desmosedici GP22 berjalan sesuai harapan.
Oleh: Vincent Lalanne-Sicaud Co-author: I Gede Ardy Estrada , Editor 23 Feb 2022 07.45
Luca Marini bisa meninggalkan Indonesia dengan senyum di wajahnya. Jika mengecualikan para rookie, yang punya banyak hal untuk diuji, ia adalah salah satu pembalap dengan pekerjaan adaptasinya paling penting selama tes pramusim.
Seperti Enea Bastianini (Gresini Racing Team), Marini telah meninggalkan prototipe Ducati versi lawas, Desmosedici GP19. Namun, sekarang ia bahkan mendapatkan motor spek 2022, seperti para pembalap tim utama dan Pramac Racing.
Ducati memang menurunkan delapan motor dalam MotoGP 2022, dan lima rider bakal bersaing dengan prototipe teranyar, Desmosedici GP22, termasuk Luca Marini. Tentu ini memberi perbedaan signifikan.
Dan itu terbukti di Pertamina Mandalika Circuit, trek anyar dalam kalender MotoGP yang akan menjadi venue Grand Prix of Indonesia pada 18-20 Maret mendatang. Selama tiga hari di sana, ia tampil bersinar.
Bahkan, pada hari kedua, Sabtu (12/2/2022), adik dari Valentino Rossi tersebut sukses mencetak waktu lap tercepat, 1 menit 31,289 detik. Marini mengungguli bintang Repsol Honda dengan gap 0,192 detik.
Tetapi poin utamanya adalah persiapan Marini jauh lebih matang jika dibandingkan tahun lalu, musim debutnya di kelas premier. Meskipun ada beberapa hal yang masih bisa diperbaiki oleh sang pembalap.
“Saya sangat puas dengan tiga hari terakhir (di Mandalika). Saya sudah memperkirakan bahwa semua orang akan berusaha keras untuk mencoba melewati waktu saya (pada hari ketiga),” ujar Marini yang mengakhiri pengujian di posisi ke-12, berjarak 0,605 detik dari rider tercepat, Pol Espargaro.
“Saya pikir kami telah melakukan pekerjaan dengan baik, bahkan melampaui harapan. Dalam simulasi balapan, saya belajar banyak soal motor baru dan manajemen ban. Namun, kami masih perlu bekerja sedikit lebih keras pada aspek elektronik, karena untuk balapan penuh kami belum belum sempurna.
“Meskipun begitu saya masih bisa menikmatinya, terutama selama tiga hari (di Mandalika), karena di Malaysia (Sepang) kami memiliki terlalu banyak masalah untuk dapat berkendara dengan kepala jernih dan tanpa tekanan, mengingat kami kehilangan banyak waktu di awal tes,” ia menambahkan.
Secara keseluruhan, Luca Marini merasa telah menjalani pramusim yang sangat bagus. Dan ia berharap itu akan membantunya untuk bisa memulai dengan baik di Qatar dan juga seluruh race musim 2022.
Dengan kurang dari dua pekan tersisa sebelum Grand Prix (GP) Qatar berlangsung, Marini tidak tahu di mana ia berada dalam urutan persaingan. Namun ia merasa optimistis mampu terlibat di dalamnya.
“Sejujurnya, saya belum melihat kecepatan pembalap lain, tetapi Honda tampaknya sangat kuat. Saya sendiri cukup kompetitif, seperti Ducati lainnya. (Fabio) Quartararo mungkin yang tercepat,” tuturnya.
“Sulit untuk mengatakannya saat ini karena kami tak tahu jam berapa semua orang keluar dan mencoba simulasi balapan. Jika Anda melakukannya di sesi pagi, itu lebih mudah dan jika mencobanya jam 2 siang seperti (Johann) Zarco, itu mungkin kondisi terburuk.
“Saya melakukannya kurang lebih sekitar pukul 11:30 (WITA) dan ketika itu keadaannya (cuaca) cukup panas. Bagaimanapun, saya senang dengan potensi saya,” pembalap 24 tahun tersebut mengatakan.