BabatPost.com – Tujuh poin memisahkan Persebaya Surabaya yang berada di posisi kelima dengan Arema FC yang bertengger di puncak klasemen sementara Liga 1. Gol telat demi gol telat yang bersarang ke gawang Green Force belakangan yang jadi faktor utama beda angka yang cukup jauh tersebut.
Senin (14/2) lalu misalnya. Unggul jumlah pemain sejak menit ke-65 dan memimpin 3-1 hingga menit ke-85, Persebaya tak kuasa menahan Makan Konate dua kali membobol gawang mereka di menit-menit tersisa.
Empat hari sebelumnya, dua angka juga lepas ketika penyerang Persela Lamongan Selwan Al Jaberi membobol gawang Persebaya pada injury time untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
“Saya sudah melakukan teguran keras kepada para pemain untuk tetap fokus sampai peluit panjang berbunyi,” kata pelatih Persebaya Aji Santoso dalam jumpa pers kemarin (18/2) terkait hasil imbang melawan Persija.
Kelengahan di menit-menit akhir itu bisa datang dari kelelahan atau sikap meremehkan. Atau kombinasi keduanya. Dan, itu yang menjadi pekerjaan rumah Aji untuk dibabat saat tim asuhannya menghadapi Persiraja Banda Aceh di Stadion Kompyang Sujana, Denpasar, Bali, malam ini.
Melihat posisi Persiraja di dasar klasemen, “penyakit” meremehkan itu bisa gampang kembali menghinggapi Green Force. Dan, bila itu benar terjadi, bahaya mengancam. Sebab, belakangan tim asuhan Sergio Alexandre itu kerap mencatat hasil mengejutkan. Mengalahkan Persija dan menahan imbang Arema di antaranya.
Belum lagi semangat survival mereka. Memang berat, tapi dengan masih menyisakan sembilan laga, semuanya masih mungkin. Apalagi, Persela, Persipura Jayapura, dan Barito Putera yang jadi saingan terberat mereka di papan bawah juga masih angin-anginan performanya.
“Kami harus menampilkan yang terbaik untuk bisa menghentikan Persebaya,” ucap Alexandre dalam jumpa pers.
Kebocoran sektor belakang Persebaya di menit-menit akhir tentu tak luput dari perhatian pelatih asal Brasil tersebut. Kegigihan Persija, Persela, juga Bhayangkara FC terus menggempur sampai menit-menit akhir yang terbukti membawa hasil jelas akan menjadi referensinya.
Aji juga mengakui, dalam posisi sudah unggul, mendominasi permainan, dan menciptakan banyak peluang, anak asuhnya kerap merasa sudah menang sebelum peluit akhir berbunyi. “Itu yang pada akhirnya menyebabkan kerugian bagi kami,” tuturnya.
Aji juga sudah melakukan evaluasi dalam beberapa hari terakhir. Video pertandingan melawan Persela dan Persija diputar. Lalu berdiskusi dengan para pemain untuk mencari letak kesalahan. Khususnya di menit-menit akhir.
Mantan pelatih Persela itu mengaku sudah menemukan “obat antilengah“. Arif Satria dkk juga sudah dipaksa meminum obat itu agar tidak terulang lagi kesalahan ketika melawan Persiraja malam nanti. Aji tak memerincinya secara detail, mungkin karena bagian dari taktik. Dia hanya menyebut para pemain harus bisa melakukan antisipasi.
“Karena hanya pemain yang bisa melakukan itu, saya sebagai pelatih hanya memberi informasi,” katanya.
Motivasi juga sudah dia pompakan. Aji sudah meminta anak buahnya melupakan hasil sebelumnya dan menatap laga melawan Laskar Rencong –julukan Persiraja– dengan kepercayaan diri penuh. “Dan yang paling penting, jika kami ingin berada di jalur juara, tidak ada pilihan lain, besok (malam ini) harus menang,” tegasnya.