Beberapa waktu lalu, Ducati memprotes tak bisa balapan dengan kecepatan asli. Pernyataan itu direspons oleh Direktur Teknik World Superbike (WSBK), Scott Smart.
Oleh: Sebastian Fränzschky Diterjemahkan oleh: Xaveria Yunita , Editor 15 Feb 2022 04.00
Pada WSBK 2019, Ducati menurunkan Panigale V4R dengan rookie Alvaro Bautista. Kombinasi mematikan membuat mereka menyapu kemenangan dalam empat seri berturut-turut di WSBK Australia, Thailand, Spanyol dan Belanda.
Dominasi tersebut membuat Kawasaki Racing dan Jonathan Rea seolah berada dalam bayang-bayang pabrikan asal Italia. Ketimpangan kualitas tersebut membuat pihak WSBK turun tangan dan meminta Ducati mengurangi putaran mesin hingga 250 rpm.
Benar saja, performa Bautista jadi fluktuatif bahkan pernah finis P17 namun balapan jadi seimbang. Sebaliknya, Rea mendapatkan lagi takhta kelima beruntun lewat duel sengit.
Ducati pastinya sangat kesal menyaksikan prestasi Kawasaki. Direktur teknik Marco Zambenedetti bertanya-tanya kenapa tidak boleh kembali pada kecepatan awal.
Padahal, rival-rivalnya yang menggunakan motor anyar punya batas kecepatan baru. Keseimbangan seperti 2019 sudah tidak ada lagi, terutama bagi mereka yang memakai kendaraan lama.
Smart mengungkapkan alasan tidak mengembalikan lagi kecepatan 250 rpm lagi. Ini berhubungan dengan perangkat lunak dari Dorna.
“Ada perangkat lunak dari Dorna yang secara konstan menganalisis performa motor. Dengan analisis ini menjadi jelas bahwa dalam kasus Ducati, tidak ada tanda performa mereka terlalu rendah,” ucapnya kepada Motorsport.com.
“Seharusnya performa Ducati anjlok signifikan di bawah Kawasaki dan Yamaha, kemudian mereka mendapatkan lagi 250 revolutions per minute.”
Sejatinya, bukan hanya Ducati yang menderita. Kawasaki pernah mengutarakan kekecewaan karena ZX-10RR 2021 tidak boleh menambah kecepatan. Angkanya harus sama dengan model sebelumnya.
“Yamaha mendapat polesan pada 2020. Perlu digarisbawahi, mesin dan sasisnya sama. Fairing berubah dan hanya perubahan detail kecil. Kecepatan dipertahankan karena kami berargumen kalau perubahan tidak cukup luas,” tutur Smart.
“Itu juga kasus dengan Kawasaki pada awal 2021. Mereka pikir mesin akan diklasifikasikan sebagai yang baru. Namun, faktanya adalah hanya satu komponen yang berubah.
“Jadi kami tidak menggolongkan mesinnya baru. Jadi kami harus lanjut dengan kecepatan sama seperti sebelumnya.”
Dengan keterbatasan yang mereka keluhkan, Yamaha, Ducati dan Kawasaki masih bisa meraih kemenangan lebih banyak.
Sebaliknya, BMW baru menang perdana dengan M1000RR dalam Superpole Race WSBK Portugal 2021 yang digelar dalam kondisi hujan. Honda masih kesulitan mencari setelan kompetitif.
“BMW makin kencang dan kencang. Honda punya beberapa kesulitan. Kami bekerja dengan mereka untuk mengetahui bagaimana kami dapat membantu mereka,” Smart mengungkapkan.
“Ada kelompok kerja di mana terdapat perwakilan seluruh pabrikan. Semua sadar masalah yang muncul ketika Anda berlomba memproduksi motor. Semua bergerak ke arah sama.”