Pindah ke Yamaha, Andrea Dovizioso mengaku akan meniru gaya adaptasi Jorge Lorenzo saat baru pindah ke Ducati pada 2017.
Seperti diketahui, sejak lima balapan terakhir MotoGP 2021 lalu, pembalap 35 tahun tersebut sudah menggeber Yamaha YZR-M1 milik tim satelit Petronas SRT. Hal itu terjadi setelah tim pabrikan Yamaha diguncang dengan mundurnya Maverick Vinales.
Tim yang diperkuat Dovi kemudian berganti nama menjadi WithU Yamaha RNF Racing MotoGP untuk musim balap 2022, namun tidak dengan motor yang dipakai.
Bedanya, jika pada lima balapan terakhir lalu ia menggeber Yamaha M1 “A-spec”, motor versi 2019 yang sudah mendapatkan sejumlah pembaruan komponen, maka untuk MotoGP 2022 Dovizioso akan mengandalkan motor yang sama dengan tim pabrikan, alias versi teranyar.
Dovizioso pernah mengendarai Yamaha hanya semusim pada MotoGP 2012 bersama tim Tech3 Racing. Namun, sebagian besar kariernya di kelas utama dihabiskan bersama Ducati.
Dari 15 kemenangannya di kelas MotoGP, 14 di antaranya dibuat bersama pabrikan asal Borgo Panigale, Bologna, Italia, tersebut antara 2013 sampai 2020. Dovi juga merebut tiga posisi runner-up MotoGP (2017, 2018, 2019) bersama Bologna Bullet.
Jorge Lorenzo sempat menjadi rekan setim Dovizioso mulai 2017. Saat itu, Lorenzo bergabung ke Ducati setelah sembilan tahun membela Yamaha di MotoGP dengan merebut tiga gelar juara dunia (2010, 2012, 2015).
Pada tahun pertamanya, hasil finis terbaik Lorenzo hanyalah tiga kali podium. Namun sejak awal 2018, ironisnya setelah mengaku bakal pindah ke Honda, Lorenzo justru menggila dengan menang beruntun di Mugello (GP Italia) dan GP Catalunya serta empat balapan kemudian di GP Austria.
Saat pindah ke Ducati, Lorenzo menghadapi sejumlah hal baru. Perubahan bentuk tangki motor, menurut Dovi saat itu, telah berperan besar mengubah gaya balap Lorenzo di atas motor.
Kini, Dovizioso ingin melakukan hal serupa Lorenzo. Meskipun, ia juga ingin sedikit mempertahankan gaya balapnya.
“Anda memang harus bisa beradaptasi karena ini ajang balap motor. Hal itu mutlak dilakukan saat Anda berganti motor, apalagi yang memiliki karakter berlawanan,” kata Dovi seperti dikutip Speedcafe.com.
“Apa yang dilakukan Lorenzo, saya lihat ia mulai kompetitif (di Ducati) saat mengubah gaya. Dengan pendekatan mental, ia mampu mengendarai Ducati dengan cara yang berbeda dengan yang dilakukannya saat di Yamaha.
“Lorenzo tidak mencoba dan mengendarai motor seperti caranya menggeber Yamaha, namun ia memiliki sesuatu yang baru dari gaya balapnya.”
Andrea Dovizioso menambahkan, MotoGP saat ini sangat kompleks. Banyak hal teknis seperti ban, rem, sistem elektronik, dan sasis, yang bisa memengaruhi performa pembalap. Itulah mengapa adaptasi mutlak diperlukan.
“Namun begitu, setiap pembalap pasti memiliki teknik dan pengalaman berbeda. Setiap pembalap memiliki sesuatu yang spesial,” katanya.
Dovizioso lalu mencontohkan diturunkannya ban baru dari Michelin pada MotoGP 2020 lalu. Konstruksi ban yang baru membuatnya pusing tujuh keliling.
Hasilnya, Dovi hanya mampu finis di P4 klasemen akhir MotoGP 2020 dengan hanya merebut satu kemenangan. Padahal, tiga musim sebelumnya ia selalu finis di peringkat kedua.
“Ketika ban dengan struktur baru datang pada 2020, kami harus mengubah banyak hal, utamanya cara pengereman. Hal yang sama juga terjadi pada Yamaha saat itu. Anda harus memakai balans dari kedua ban dengan cara yang berbeda,” tutur Dovizioso.
Andrea Dovizioso mengaku mampu menuai hasil lebih baik pada dua balapan terakhir musim lalu karea mengubah drastis cara pengereman dibanding yang dilakukannya saat masih di Ducati.
Karena itulah Andrea Dovizioso berharap tes pramusim di Sepang, Malaysia (5-6 Februari) dan Mandalika, Indonesia (11-13 Februari) akan membantunya sebelum menghadapi balapan sesungguhnya yang akan dimulai di Qatar pada 4-6 Maret.