“Saya minta semua pihak yang memiliki ikatan darah atau pertalian Pela-Gandong dengan warga kedua negeri ini, tidak ikut melibatkan diri dengan kejadian saat ini. Tolong tahan diri dan tidak terprovokasi isu-isu yang tidak jelas sumbernya,” kata dia, di Ambon, Rabu.
Ia bersama Kepala Polresta Ambon, Komisaris Besar Polisi Raja Arthur Simamora, Komandan Kodim Pulau Ambon, Kolonel Infantri Cristian Soumokil, turun dan melihat langsung situasi dan kondisi terkini di kedua kampung bertetangga tersebut, sekaligus bertemu dan berdialog dengan para tokoh agama untuk mencari solusi penyelesaiannya konflik tersebut.
“Beta (saya) harap konflik yang terjadi di Pulau Haruku ini tidak meluas dan melebar ke daerah lainnya. Semua pihak hendaknya dapat menahan diri dan tidak lagi ikut memperkeruh situasi saat ini,” katanya.
Warga yang bertikai juga diminta menahan diri dan menyerahkan penyelesaian konflik itu kepada aparat TNI dan Polri yang saat ini telah mengendalikan situasi di lapangan.
“Sekali lagi bagi basudara yang memiliki ikatan darah dan moral dengan warga Ori maupun Kariuw, dimohon dapat menahan diri sehingga masalah ini tidak meluas,” ujar Abua.
Ia menegaskan, telah menginstruksikan instansi teknis baik Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD Maluku Tengah untuk secepatnya mendistribusikan bantuan tanggap darurat yang diperlukan para korban konlfik.
“Sebelum ke sini saya sudah menginstruksikan instansi teknis untuk segera menyiapkan semua bantuan darurat yang diperlukan masyarakat. Mudah-mudahan aparat keamanan dapat segera mengambil alih situasi yang ada sekarang sehingga bantuan penanganan pengungsi serta korban dapat segera ditangani,” katanya.
Dia mengaku belum memperoleh data terkait berapa jumlah warga yang mengungsi saat ini, karena pendataannya sementara ditangani berbagai pihak, termasuk kerusakan rumah warga maupun fasilitas umum dan sosial.
“Mudah-mudahan semua dapat terdata dengan cepat, sehingga bantuan dapat segera disalurkan kepada para korban yang membutuhkan,” kata Bupati.