Generasi muda Indonesia sebagai calon penerus bangsa di masa mendatang, wajib menjadi benteng bagi kelangsungan dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan dasar itulah, generasi muda harus membekali diri dengan ilmu yang tinggi, baik ilmu agama maupun ilmu sosial, teknologi, dan eknomi, terutama dalam menangkal pengaruh paham kekerasan dan terorisme. Pasalnya, generasi muda adalah incaran utama propaganda paham kekerasan dan terorisme, baik secara konvensional maupun melalui dunia maya (media sosial).
Pebalap Nasional Ananda Mikola dalam pernyataannya Kamis, (15/10/2015) mengatakan bahwa, generasi muda ini jangan lupa terhadap sejarah perjuangan bangsa ini. Bagaimana bangsa ini merebut kemerdekaan dari penjajah. Generasi muda wajib mempertahankan dan berjuang melawan segala macam gangguan, khususnya terorisme, yang mengancam NKRI saat ini.
Menurut kakak anggota Komisi X DPR RI Moreno Soeprapto ini, generasi muda harus menjadi yang terdepan dalam membantu upaya pemerintah, dalam hal Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melakukan pencegahan ancaman terorisme.
Caranya adalah memperdalam ilmu agama yang benar dan meningkatkan kemampuan ilmu-ilmu lainnya dari jalur akademik. Karena menurutnya factor pendidikan sangat penting di dalam menangkal paham kekerasan dan terorisme. Faktanya sekarang ini banyak anak muda yang terpengaruh bahkan bergabung dengan kelompok terorisme karena tidak memiliki standar edukasi yang baik
Selain itu, lanjut Nanda, dari fenomena bergabungnya Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), ia menilai faktor finansial menjadi salah satu alasan utama. Meski demikian, ia juga tidak menafikan hal itu karena pemahaman mereka yang salah tentang ajaran agama Islam, terutama terkait jihad.
Mantan pembalap A1 GP ini juga mengimbau kepada generasi muda agar diberikan pemahaman yang benar tentang bahaya paham kekerasan dan terorisme. Untuk itu, ia memberikan apresiasi tinggi kepada BNPT yang terus konsisten melakukan sosialisasi, baik itu melalui dialog dan workshop ke berbagai lapisan masyarakat, terutama generasi muda, seperti Dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS di Kalangan Pemuda Indonesia di Bandung, 15 Oktober ini.