Regulasi Baru Bisa Bikin Kompetisi WSSP Tak Seimbang

Pelonggaran regulasi terkait mesin yang digunakan untuk World Supersport (WSSP) membuat Yamaha kesal karena kompetisi menjadi tidak seimbang.

Beberapa waktu lalu, Dorna mengumumkan adanya perubahan format WSSP 2022. Sebelumnya, kriteria motor yang boleh tampil adalah 600cc empat silinder, 675cc tiga silinder dan 750cc dua silinder.

Mulai musim 2022, motor dengan mesin berkapasitas lebih besar boleh turun dalam kategori tersebut. Relaksasi diterapkan dengan pertimbangan makin sedikit pabrikan yang memproduksi mesin standar supersport.

Mayoritas tim memprotes keputusan itu. Salah satunya yang kecewa adalah manajer proyek Yamaha, Andrea Dosoli, usai membayangkan YZF-R6, berkapasitas 599cc, bakal bertarung lawan Ducati Panigale V2 955cc atau MV Agusta F3 RR 800cc.

Agar tidak ada gap antara semua motor, Federasi Motor Internasional (FIM) memperkenalkan sistem penyeimbang performa rumit.

Hal itu kurang disambut baik oleh Dosoli. Ia mengutarakan kekhawatiran apabila semua tidak berjalan sesuai rencana.

Berita Terkait :  Ini Penyebab WSBK Tidak Kembalikan Kecepatan Ducati Panigale V4R

“Jika aturan keseimbangan baru tidak bekerja, Dorna akan menjadi kecundang terbesar untuk kami. Keputusan tidak dibuat karena situasi olahraga,” ujarnya kepada Motorsport.com.

“Balapan sangat bagus. Ini lebih pada keputusan berbasis ekonomi. Kami tidak puas dengan keputusan ini. Kami cemas karena sesuatu yang sudah bekerja dengan baik akan berubah.”

Pria Italia itu mempertanyakan kenapa mesti ada yang diperbaiki ketika tidak ada kerusakan apa pun.

“Beberapa tahun lalu, situasi tampaknya tidak berjalan baik. Trek tidak penuh. Namun, selama tiga tahun terakhir, jumlah pembalap mengalami peningkatan. Ketertarikan terhadap seri ini meningkat, tiga pabrikan berebut podium, yang menunjukkan semua sudah berjalan dengan baik,” ia menambahkan.

“Sebagai tambahan, tim independen bisa juga bertarung untuk kemenangan.”

WSSP memberikan wild card kepada perwakilan dari kompetisi lokal. Para pembalap beruntung tersebut bisa mengimbangi persaingan meski sulit menjadi setara.

Hal ini terjadi berkat kesamaan aturan antara level balapan internasional dan nasional. Prospek ke depan dipertanyakan karena kompetisi domestik masih mengacu pada regulasi lama WSSP.

Berita Terkait :  Aruba.it Racing-Ducati Luncurkan Livery Panigale V4 R 2022

“Masih ada kesempatan melakoni wild card. Ketika ada banyak wild card, itu menunjukkan adanya ketertarikan pada kelas ini. Di Misano, kami punya tujuh tamu sebagai starter. Ada pertanda bahwa kelas ini bekerja dengan baik,” ia menjelaskan.

“Kami lihat kelas bekerja dengan baik bukan hanya di level internasional tapi juga seri nasional. Kami berinvestasi sejak 2017 dengan mendukung tim-tim tertentu. Kami menyiapkan paket kompetitif.”

Yamaha masih setia menggunakan R6 untuk bertarung musim 2022, terlepas dari perubahan aturan.

“Kami masih berdiri di belakang R6, merupakan motor yang sangat baik dinaiki pada trek balap,” katanya.

Pembalap Muda Terhambat

Dengan kian beragamnya kategori motor, membuat tim-tim makin sulit jadi pemenang. Bagi mereka yang berambisi, tentu akan memilih rider berpengalaman. Program pengembangan pembalap muda pasti akan terhambat.

Berita Terkait :  Lorenzo Baldassarri Kabarnya Diminati Evan Bros

Andrea Locatelli menjadi yang paling jempolan pada WSSP 2020. Ia pun promosi ke World Superbike bersama PATA Yamaha.

Hebatnya, pembalap 25 tahun tersebut mendarat di peringkat keempat dalam musim debut WSBK 2021.

““Para pembalap muda diberi kesempatan untuk naik ke kelas lebih tinggi. Locatelli sukses menunjukkan bagaimna sistem bekerja. Kami khawatir karena sesuatu akan berubah terhadap sistem yang sudah berfungsi dengan baik. Itu juga akan memengaruhi struktur internal kami,” Dosoli menuturkan.

“Kami tidak bisa menerima itu karena kami sudah menginvestasikan banyak uang. Alasan keterlibatan kami adalah promosi produk kami, tapi juga peluang untuk memajukan para pembalap muda.

“Regulasi baru ini tidak akan membuat kami bisa menyaring para pembalap yang memenuhi syarat. Tim-tim cemas. Mereka tak tahu apakah bisa terus kompetitif. Kami harap R6 bisa terus menjadi tolok ukur.

Related posts