Fabio Quartararo Masih Gugup Saat Bertemu Valentino Rossi

Valentino Rossi merupakan salah satu idola yang selalu menginspirasi Fabio Quartararo . Pandangan tersebut tidak pernah berubah meski mereka bertarung sebagai musuh di trek MotoGP dan bernaung di Yamaha.

Status juara dunia MotoGP yang didapatkannya musim ini, tak cukup untuk membuat El Diablo lebih percaya diri kala berhadapan dengan Rossi.

Rider Yamaha Factory Racing tersebut mengaku masih sering merasa berdebar ketika mereka berinteraksi.

“Valentino adalah satu-satunya pembalap, hingga sekarang, meski saya mengenalnya bertahun-tahun, menghasilkan efek tertentu ketika saya melihatnya, karena saya masih memandangnya sebagai seorang idola, sama seperti saat saya berusia empat atau lima tahun,” ucap Quartararo kepada Solomoto, dilansir Motosan.

“Itu sangat keren. Saya menghormatinya karena bukan hanya saya menjadi gugup, tapi juga selalu spesial bersama idola Anda, bicara kepada Anda, dapat berbincang dengannya mengenai berbagai topik. Dia juga mengundang saya ke ranch. Dia tidak memberi saya keinginan jadi pembalap saja, tapi rider MotoGP yang sukses.”

Berita Terkait :  Bagnaia meraih kemenangan bersejarah MotoGP Sprint dengan langkah putaran terakhir

Pada akhirnya, Rossi harus mengucapkan selamat tinggal kepada ajang grand prix yang digeluti selama 26 tahun. Quartararo mengalami momen mengesankan dengan melakoni putaran penghormatan bersama The Doctor di MotoGP Valencia.

“Itu sesuatu yang sangat spesial, karena itu adalah balapan terakhir Vale. Itu sangat berbeda. Saya masih sulit menerima kenyataan kalau dia tidak akan berkompetisi lagi. Bahkan saat saya belum lahir, dia sudah tampil dalam kejuaraan dunia jadi saya merasa sesuatu yang sangat spesial dalam perpisahannya,” tuturnya.

Berita Terkait :  Hasil MotoGP Valencia 2016, Lorenzo menang jauh

“Namun, akan tiba saatnya bagi kami semua mengakhiri karier di dunia olahraga. Karier Vale awet. Itu sangat panjang dan sangat keren. Yang kami harus lakukan adalah memberi selamat atas kariernya dan berterima kasih atas semua yang dilakukannya untuk MotoGP.”

Waspadai Acosta

Pedro Acosta merupakan sensasi di ajang Moto3, yang membuat pembalap selevelnya maupun yang lebih tinggi terpukau.

Rider Red Bull KTM Ajo mampu membukukan enam kemenangan dan dua podium pada tahun perdananya di kelas terendah grand prix. Gelar juara dunia Moto3 membuatnya promosi ke kategori lebih tinggi.

Berita Terkait :  Bagnaia memenangkan perlombaan yang menegangkan untuk mendekati gelar

Quartararo melihat potensi besar Acosta menjadi ancaman ketika remaja 17 tahun itu naik kelas ke MotoGP dua musim lagi.

“Pembalap ini adalah masa depan. Menang pada tahun pertama tampil di Moto3 sangat sulit. Saya ingat di Jerez, mereka sudah memberinya tekanan yang bisa diatasi seorang pembalap belia,” kata Quartararo.

“Menempatkannya dalam konferensi pers bersama para pembalap MotoGP adalah sesuatu yang mengesankan.  Tapi, dia tahu bagaimana melakukannya dengan baik karena dia sangat kuat secara mental, terutama dalam balapan.

“Dalam dua tahun, atau lebih cepat, dia akan bertarung untuk gelar MotoGP, di mana dia akan sgera hadir. Dia adalah masa depan!”

Related posts