BabatPost.com-Pertarungan babak final membutuhkan fisik yang prima. Namun, Indonesia maupun Thailand sama-sama tidak dalam kondisi yang ideal. Kedua tim bakal bertarung di final leg pertama Piala AFF di Stadion Nasional, Singapura, malam ini (29/12).
Indonesia memang memainkan laga terakhirnya pada 25 Desember kontra Singapura. Namun, skuad Garuda harus menyelesaikan laga selama 120 menit setelah di waktu normal kedudukan sama kuat.
Sementara itu, Thailand terakhir bermain saat menahan Vietnam 0-0 di semifinal leg kedua sehari setelahnya (26/12). ’’Memang ini (pemulihan fisik) bagian yang sangat-sangat sulit bagi kami,’’ kata pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY).
STY mengaku cukup khawatir dengan pemulihan fisik yang tidak maksimal. Apalagi, dengan sistem bubble, pemain sulit mendapat makanan bergizi sesuai kebutuhan.
’’Harusnya kita makan yang bergizi agar cepat pulih. Tapi, kami makan nasi kotak, jadinya berpengaruh pada nutrisi pemain,’’ ucapnya.
Sebagaimana diketahui, pada Piala AFF 2020, para pemain dan ofisial tim diberi nasi kotak dan tidak diperkenankan makan secara prasmanan. Hal itu dilakukan untuk menekan persebaran Covid-19 varian Omicron yang kini menjadi sorotan.
Bukan hanya STY yang protes terkait itu. Beberapa negara lain juga melancarkan hal senada.
Kurangnya nutrisi bagi pemain tentu saja berdampak pada strategi yang disiapkan. Sesuai filosofinya, STY ingin tim bermain menyerang dan bertahan sama baiknya. Namun, strategi itu kerap kali sulit direalisasikan karena fisik yang kurang baik dari pemain.
Terkait nasi kotak tersebut, tim media PSSI Bandung Saputra mengatakan, jangan disamakan nasi kotak yang dikonsumsi skuad timnas dengan nasi kotak yang dikenal di Indonesia pada umumnya.
’’Boksnya besar, bagus, dan menunya lengkap. Biar asupan gizi yang didapat pemain lebih komplet, PSSI nambah sendiri menunya,’’ ujar Bandung. ’’Semua peserta Piala AFF mendapatkan hal yang sama. Karena memang aturan di Singapura seperti itu,’’ imbuhnya.