Sejumlah nama pembalap beken resmi gantung helm pada akhir musim 2021. Siapa saja mereka?
Akhir musim balap 2021 ini agak berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sejumlah nama besar di berbagai disiplin balap memutuskan mundur. Hampir semua pembalap terkendala masalah usia.
Motorsport.com Indonesia mencoba merangkum sederet pembalap maupun pereli hebat yang memutuskan untuk pensiun pada akhir tahun ini.
Valentino Rossi (MotoGP, Italia)
MotoGP tidak hanya kehilangan legenda tetapi juga duta (ambassador) sekaligus public relation yang sangat baik dengan mundurnya Valentino Rossi. Namun, usia yang sudah 42 tahun dan 26 musim berkarier di Kejuaraan Dunia Balap Motor, rasanya sudah lebih dari cukup bagi Rossi.
Saat mundur dari kejuaraan dunia, Rossi masih menjadi satu-satunya pembalap yang mampu memenangi gelar di kelas 125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP. Sembilan gelar dikantongi Rossi dan tujuh di antaranya di kelas premier, 500cc-MotoGP.
Ia turun dalam 432 balapan di seluruh kelas sejak 1996 dengan total 115 kemenangan (89 di antaranya di 500cc-MotoGP), 67 podium kedua (61), dan 53 P3 (49).
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Vale (Rossi), karena dia telah banyak menginspirasi saya, terutama ketika saya masih kecil,” kata Fabio Quartararo, juara dunia MotoGP 2021. “Ia mengubah citra balap motor,” ujar Johann Zarco, pembalap MotoGP lainnya.
Kendati demikian, pembalap tersukses dalam sejarah Yamaha di kelas premier itu tidak akan sepenuhnya meninggalkan balapan. Valentino Rossi menyatakan akan turun di baap ketahanan mobil musim depan. Ia akan mengawalinya dengan turun di 24 Hours of Dubai pada Januari nanti.
Kimi Raikkonen (Formula 1, Finlandia)
Kimi Raikkonen memang hanya berada di peringkat ke-16 pada klasemen akhir F1 2021. Tetapi, rasanya mustahil merangkum perjalanan kariernya di ajang balap jet darat tersebut.
Debut F1 di GP Australia 2001 dalam usia 21 dan sebelumnya hanya berpengalaman turun di Formula Renault, semua orang langsung tahu bila pria asal Espoo, Finlandia itu memiliki bakat besar. Kepindahannya dari Sauber ke McLaren pada 2002 membuktikan itu.
Puncak karier adalah saat ia bergabung ke Ferrari untuk kali pertama pada 2007-2009. Ia berhasil merebut gelar juara dunia pada 2007, satu-satunya hingga akhir kariernya.
Antara 2010 dan 2011, Raikkonen meninggalkan F1 untuk turun di Kejuaraan Reli Dunia (WRC). Hasil terbaiknya adalah finis P5 pada Reli Turki 2010.
Sampai akhir kariernya di F1, Raikkonen masih menjadi pembalap dengan jumlah start terbanyak, 350. Rekor Raikkonen bisa dipatahkan Fernando Alonso (Alpine) jika mampu turun penuh di F1 2022 (23 balapan) karena saat ini ia sudah mengoleksi 334 start.
Sepanjang kariernya selama 19 musim di F1, Raikkonen berhasil 21 kali menang, 18 pole position, 46 fastest lap, dan total 103 podium.
Sampai balapan terakhirnya di GP Abu Dhabi 2021, 12 Desember lalu, Kimi Raikkonen tetap terlihat dingin, seolah tidak terjadi apa pun pada dirinya. Karakternya memang tidak jauh berbeda dengan julukannya, Iceman.
Julien Ingrassia (WRC, Prancis)
Tidak seperti pertnernya Sebastien Ogier yang melanjutkan karier WRC sebaga pereli part-time, Julien Ingrassia memilih mundur setelah mendampingi pereli asal Prancis tersebut merebut gelar juara dunia kedelapan (2013-2018, 2020, 2021) pada musim lalu.
Selama 15 tahun, co-driver asal Aix-en-Provence, selatan Prancis, itu mendampingi kompatriotnya. “Julien tidak ada gantinya bagi saya, ia navigator terbaik. Terima kasih atas semuanya karena saya tahu akan mustahil untuk mencari pengganti Anda,” ujar Ogier.
Bersama Ogier, Ingrassia sudah turun dalam 168 reli kelas WRC dengan 54 kemenangan dan 91 podium. Keduanya melanjutkan hegemoni Prancis di WRC setelah era Sebastien Loeb dan navigator asal Monako, Daniel Elena, berakhir.
Kazuki Nakajima (World Endurance Championship/WEC, Jepang)
Salah satu ikon WEC resmi mundur pada akhir musim 2021, seusai memenangi balapan terakhir, 8 Hours of Bahrain, pada 6 November lalu bersama Tim Toyota Gazoo Racing.
Menggeber #8 Toyota GR010 Hybrid bersama Sebastien Buemi dan Brendon Hartley, Kazuki Nakajima akhirnya menempati peringkat kedua overall dan kelas Hypercar pada WEC 2021. Mereka hanya kalah dari tim saudaranya, #7 Toyota Gazoo Racing.
Masih berusia 36 tahun, Nakajima sempat turun di Formula 1 bersama Williams antara 2007 sampai 2009 sebelum memenangi Super Formula dua kali pada 2012 dan 2014 bersama TOM’S.
Salah satu sukses besar Nakajima di WEC adalah memenangi balapan 24 Hours of Le Mans 2018 di kelas LMP1 bersama Fernando Alonso dan Sebastien Buemi dengan mengandalkan Toyota TS050 Hybrid milik Tim Toyota Gazoo Racing.
Pada tahun yang sama, mereka juga berhasil menjuarai WEC. Kini, posisi Nakajima digantikan Ryo Hirakawa.
Kazuki Nakajima juga tidak sepenuhnya meninggalkan dunia motorsport karena ia akan menempati posisi Wakil Presiden Toyota Gazoo Racing Eropa pada 2022.
Anthony Davidson (WEC, Inggris)
Berusia 42 tahun, Anthony Davidson memulai kariernya pada tahun 1999 di berbagai balapan di Inggris sebelum turun di Formula 1. Awalnya, ia menjadi test driver untuk Honda. Ia lalu turun dalam 24 Grand Prix bersama Minardi, BAR Honda dan Super Aguri antara 2002 dan 2008.
Namun, kariernya justru mentereng di WEC. Davidson tercatat 13 kali turun di 24 Hours of Le Mans dengan hasil terbaik podium kedua pada 2013 bersama Toyota Racing. Davidson lalu finis kedua di kelas LMP2 WEC 2020 bersama Jota Sport.
Puncak karier Anthony Davidson di WEC diraih bersama Toyota Racing dengan merebut gelar kelas LMP1 pada 2014 bersama Sebastien Buemi.
Chris Patterson (WRC, Irlandia Utara)
Julien Ingrassia bukan satu-satunya co-driver top yang pensiun pada akhir musim WRC 2021. Setelah 24 tahun berkarier, Chris Patterson akhirnya menutup telepon untuk selamanya.
Dinilai sebagai salah satu navigator paling berpengalaman di dunia, awalnya Patterson sudah memutuskan mundur pada 2018. Namun, upaya M-Sport Ford World Rally Team (WRT) dan Gus Greensmith pada awal tahun 2021 mendorong co-driver yang kini berusia 53 tahun itu untuk kembali.
Total, ia meraih 12 podium dan mengambil bagian dalam 144 reli dalam kariernya yang dimulai pada 1993. Fakta yang tidak biasa, Chris Patterson adalah satu-satunya co-driver yang mampu menggantikan sang pereli untuk melibas trayek khusus (SS).
Itu terjadi saat ia bertukar posisi dengan Petter Solberg pada Power Stage Reli Swedia 2011 di atas Citroen DS3.
Gabriele Tarquini (Balap Turing, Italia)
Gabriele Tarquini akhirnya memutuskan pensiun dari FIA World Touring Car Cup (WTCR) – sebelum 2018 bernama World Touring Car Championship/WTCC (2005-2017) – pada akhir 2021.
Pembalap berusia 59 tahun itu telah memenangi dua gelar Kejuaraan Balap Mobil Turing Dunia, WTCC pada 2009 dan WTCR pada 2018. Dari 85 balapan WTCR , ia telah mencetak delapan kemenangan.
Tarquini sejatinya memulai karier balap dari mobil kursi tunggal alias formula. Ia turun di F3 Italia pada awal 1980-an.
Tarquini kemudian juga sempat turun di Formula 1 antara 1987-1992, 1995 dengan membela tim-tim Osella, Coloni, First, AGS, Fondmetal, dan Tyrrell. Namun, dari total 38 start (78 entry), ia hanya mampu merebut 1 poin.
Dari situlah ia memutuskan untuk fokus ke balap mobil turing dan GT. Kabarnya, kendati sudah memutuskan pensiun, Gabriele Tarquini akan tetap turun di 24 Hours of Le Mans. Ia juga akan aktif di Kejuaraan Reli Wisata Eropa.
Antonio “Tony” Cairoli (MXGP, Italia)
Mulai turun di Kejuaraan Dunia Motocross pada 2002, Antonio “Tony” Cairoli menjadi kroser tersukses kedua di motocross dunia setelah Stevan Everts. Dengan sembilan gelar juara dunia berbagai kelas, Cairoli hanya kalah satu dari Everts.
Kroser kelahiran Patty, Sisilia, 36 tahun lalu tersebut adalah kampiun kelas MX2 2005 dan 2007; MX1 2009, 2010, 2011, 2012, 2013; serta MXGP 2014, 2017. Total, Cairoli mampu memenangi 94 GP sepanjang kariernya dengan komposisi 31 di kelas MXGP, 39 di MX2, dan 24 di MX1.
Cairoli menjadi salah satu kroser modern pertama di Eropa yang mampu menggusur gaya kaku para kroser era 1990-an. Teknik balapnya kini banyak ditiru para kroser muda.
Cairoli tidak hanya pandai mengatur ritme dengan gaya mengalir seperti Jeremy McGrath tetapi juga mampu sangat cepat seperti James Stewart.
Pengaturan posisi tubuh juga memengaruhi gaya balap Cairoli. Untuk medan berpasir tebal, punggung atasnya akan melengkung ke depan, kepala di atas spatbor depan, dan lutut memeluk sisi KTM-nya.
Dengan posisi tersebut, ia menjaga kestabilan bagian ujung depan sambil memaksa roda belakang untuk terus melaju melewati pasir.
Itulah salah satu penyebab Cairoli selama ini menjadi pesaing berat rival sekaligus rekan setimnya di KTM, Jeffrey Herlings, yang dikenal sangat piawai melibas medan berpasir.
Setelah memutuskan untuk pensiun pada 14 September lalu, Antonio Cairoli kabarnya akan menjadi penasihat KTM, pabrikan yang terakhir dibelanya di MXGP.