Indonesia vs Singapura: Tuntaskan di Waktu Normal!

Indonesia vs Singapura: Tuntaskan di Waktu Normal!

BabatPost.com – Indonesia punya pengalaman sedikit manis, tapi lebih banyak pahitnya, terkait dengan adu penalti di Piala AFF. Pernah merasakan menang dalam perebutan tempat ketiga edisi 1998, tapi justru menjadi pecundang dalam duel yang lebih penting empat tahun kemudian, di depan publik sendiri pula.

Kemungkinan adu penalti itu terbuka lebar di semifinal kedua Piala AFF malam ini antara Indonesia dan Singapura menyusul hasil imbang 1-1 di semifinal pertama. Berkaca pada resume statistik laga pertama tersebut, performa kedua tim bisa dibilang berimbang.

Read More

Penguasaan bola berselisih tak banyak. Begitu pula jumlah tendangan, yang melenceng maupun yang tepat sasaran. Indonesia dominan di babak pertama, Singapura tampil lebih baik di babak kedua.

Berita Terkait :  Shin Tae-yong: Kami sudah Menganalisis Taktik Malaysia

Tapi, Shin Tae-yong (STY) sangat berharap pasukannya bisa menuntaskan perlawanan The Lions –julukan Singapura– dalam waktu normal. Maklum, adu penalti sangat menuntut kekuatan mental, sesuatu yang riskan bagi Garuda yang mayoritas dihuni pemain berusia 24 tahun ke bawah. Apalagi, duel bakal kembali dihelat di kandang lawan di Stadion Nasional.

”Saya tidak memikirkan penalti dan siapa penendangnya. Saya ingin Indonesia menyelesaikan pertandingan sebelum itu,” ujarnya dalam jumpa pers virtual kemarin.

Adu penalti terakhir Indonesia terjadi saat kalah 2-4 oleh Thailand dalam final Piala Tiger (kini Piala AFF) di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Semifinal Piala AFF kali ini tidak memberlakukan aturan gol tandang meski digelar dengan sistem dua leg. Artinya, skor 1-1 pada leg pertama tidak menghadirkan keuntungan, baik bagi Indonesia maupun Singapura.

Berita Terkait :  Madura United Hobi Datangkan Pemain Naturalisasi

Dengan tidak mau menuntaskan laga lewat penalti, STY mengindikasikan bermain ofensif. Kebetulan dia punya dua opsi tambahan di sektor penyerangan yang tidak bisa dimainkan dalam semifinal pertama: Ramai Rumakiek dan Egy Maulana Vikri.

Ramai yang kemarin hadir dalam jumpa pers mungkin menjadi starter. Kecepatan, tenaga muda, dan kemampuan melewati lawan dalam duel 1 lawan 1 pemain Persipura itu bisa sangat merepotkan Singapura.

”Mungkin dari saya, kita tim Indonesia lawan tuan rumah cukup sulit dari segi mental. Karena itu, di leg kedua memperbaiki mental,” kata Ramai.

STY bisa jadi menurunkan tim tanpa striker murni. Itu mengingat masih tumpulnya daya dobrak para tukang gedornya. Melihat kecepatan dan keluwesan Ramai, Irfan Jaya, serta Witan Sulaeman, skema itu memungkinkan dan bisa mengejutkan lawan.

Berita Terkait :  Kalah 1-5 dari Korea, STY: Motivasi Timnas U-19 Masih Tinggi

Yang terpenting adalah konsistensi dalam transisi permainan. Disiplin menekan lawan untuk merusak pola mereka, seperti yang berhasil ditunjukkan di babak pertama semifinal pertama. Untuk itu, terbuka kemungkinan Alfeandra Dewangga bertandem dengan Rachmat Irianto sebagai gelandang perusak.

Tatsuma Yoshida, pelatih Singapura, juga mengindikasikan tim asuhannya bermain terbuka. Karena itu, dalam jeda antara laga pertama dan kedua, dia lebih berfokus pada pemulihan para pemainnya. Tujuannya, Hariss Harun dkk bisa tampil konstan sepanjang laga yang, seperti STY, dia harapkan tak perlu berlanjut sampai perpanjangan waktu dan penalti.

”Tentu saya memikirkan potensi penalti. Apalagi, laga sebelumnya berakhir imbang. Namun, saya merasa pertandingan tak akan sampai ke sana,” katanya.

Related posts