Ducati ingin segera merayakan kesuksesan dalam Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) di tahun keempat dengan Panigale V4 R dan melihat kembali memori indah bersama Alvaro Bautista pada musim 2019.
Pembalap Spanyol Alvaro Bautista dan Ducati Panigale V4 R dipertemukan kembali di WSBK 2022. Salah satu rider paling bersinar pada 2019 itu sudah menguji V4 Ducati di Jerez dan menurut pengakuan orang dalam, ia telah membuat waktu lap yang kuat.
Dalam dua musim terakhir, penerus sekaligus pendahulu Bautista, Scott Redding, tidak mampu membawa Ducati meraih gelar WSBK pertamanya sejak kesuksesan Carlos Checa pada 2011 silam.
Pada 2021, ia finis ke tiga di klasemen akhir pembalap. Redding kalah bersaing dengan rider Yamaha Toprak Razgatlioglu, yang keluar sebagai juara dunia, dan Jonathan Rea dari Kawasaki. Tentu saja itu tak membuat Ducati puas.
“Itu (2021) adalah kejuaraan yang positif bagi kami karena kami mampu memenangkan banyak balapan dengan kedua rider. Ini membuat kami cukup senang, meski punya tujuan berbeda. Kami ingin meraih gelar,” ujar Manajer Tim Ducati Serafino Foti.
“Performa kami bervariasi (naik-turun). Kami masih harus bekerja keras untuk dapat lebih konsisten di masa depan. Kami perlu menemukan set-up dasar yang berfungsi dalam setiap balapan,” imbuhnya.
Terlalu banyak pasang-surut membuat Ducati harus bisa konsisten lebih cepat agara mampu bersaing. Itu jadi tujuan pabrikan Italia, fokus pada sasis dan elektronik jelang musim keempat dengan Panigale V4 R. “Kami punya banyak hal yang harus dikerjakan di musim dingin,” kata Foti.
WSBK 2022 diharapkan menjadi kali terakhir Ducati bersaing dengan model saat ini. Motor homologasi baru dengan kekuatan dan aerodinamika yang lebih baik diharapkan dikembangkan pada musim gugur tahun depan.
Era Ducati bersama Scott Redding bertahan dua musim. Pembalap Inggris itu pindah ke BMW setelah akhir 2021 dan akan bersaing dalam kejuaraan sebagai rekan setim Michael van der Mark pada 2022.
“Kami menikmati dua tahun terakhir dengan Scott. Itu adalah waktu yang menyenangkan. Dia sosok yang menyenangkan dan pada saat bersamaan adalah pembalap yang sangat profesional. Kami sangat berterima kasih kepadanya,” Foti menuturkan.
Sementara itu, rider lainnya di tim utama Ducati, Michael Ruben Rinaldi mengalami pasang-surut lebih besar dibandingkan Redding musim lalu. Ia tampil meyakinkan dalam balapan kandang di Misano, tetapi kemudian gagal menjaga ritme.
“Michael berhasil memenangi balapan dan menyelesaikan musim di posisi lima besar, yang artinya itu tidak buruk,” kata Foti terkait pencapaian pemuda Italia tersebut.
Namun pada musim kedua sebagai pembalap pabrikan Ducati, Rinaldi dituntut untuk lebih berkembang. “Tentu kami berharap lebih banyak tahun depan. Kami perlu konsisten, jika mampu melakukannya, maka dia bisa bersaing untuk podium di setiap balapan.”
Terkait Alvaro Bautista, ia bakal diplot menjadi pembalap nomor satu di Ducati musim depan. Pada 2019, mantan rider MotoGP itu menunjukkan betapa kuat dirinya di atas Panigale V4 R. Ia menutup musim sebagai runner-up di belakang Jonathan Rea.
“Kami memiliki memori luar biasa dengan Alvaro. Kami memenangi 16 balapan bersama. Kami tidak akan melupakan itu. Kami sangat percaya kepadanya dan pada paket pembalap dan motor,” ucap Foti.
“Dengan Alvaro, kami bisa memiliki keuntungan besar karena (postur) dia kecil dan ringan. Itu akan membantu dengan top speed. Kami akan melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan kami.”