Akrapovic merupakan penyuplai knalpot untuk tim pabrikan Ducati dalam beberapa tahun terakhir, setelah meninggalkan Termignoni yang selalu jadi andalan di masa lalu.
Bukan hanya KTM yang jadi pembeda di MotoGP. Di masa lalu, Ducati juga melakukan hal yang sama dengan menggunakan pabrikan berbeda untuk salah satu komponen di motor.
Paling terlihat adalah knalpot yang mereka gunakan di kejuaraan dunia, yakni memakai Termignoni, sedangkan yang lainnya mengandalkan Akrapovic.
Tapi, sejak Luigi Dall’Igna datang dan menjabat sebagai General Manager Ducati, ia membuat aturan untuk meninggalkan knalpot Termignoni dan menggunakan Akrapovic untuk semua tim pabrikan di kejuaraan mana pun.
Hal tersebut memang berbuah manis. Akrapovic terbukti mampu membuat mesin mengeluarkan tenaga lebih besar.
Ducati dan Akrapovic lalu bekerja sama untuk membuat knalpot dengan pipa pendek yang bisa di tempatkan di bawah mesin. Saat ini sistem dan model itu digunakan pada Ducati Panigale V4 R.
Tetapi, musim lalu, Termignoni kembali ke Kejuaraan Dunia Superbike (WSBK) dengan knalpot spektakulernya.
Tim independen Motocorsa Racing melengkapi Ducati Panigale V4 R dengan sistem pembuangan Termignoni yang berujung di bawah buntut motor. Axel Bassani menunjukkan performa mengesankan dalam beberapa balapan dan menarik perhatian para insinyur Ducati.
Tim pabrikan Ducati di WSBK juga dapat mengakses data dari tim pelanggan, untuk melihat seberapa bagus kinerja motor dengan knalpot Termignoni.
“Kami berbagi banyak informasi dengan tim satelit kami. Pada saat yang sama, ada kesepakatan yang memungkinkan kami untuk mengevaluasi data mereka juga,” kata Direktur Teknis Aruba.it Ducati Marco Zambenedetti.
“Ini memberi kami informasi dan memungkinkan kami mengidentifikasi apa yang perlu dikembangkan dengan tujuan untuk masa depan.”
Tim satelit dapat memperoleh material terbaru dari Ducati. Pada saat yang sama, tim independen Ducati memiliki kebebasan untuk mengganti beberapa komponen dan dengan demikian bergantung pada sponsor dan mitra mereka sendiri.
“Kami harus memberi mereka referensi, tetapi pada saat yang sama memberi mereka sejumlah kelonggaran sehingga mereka dapat memodifikasi motor dengan mitra teknis mereka,” ujar Zambenedetti.
Meski perbedaannya kecil, tapi Marco Zambenedetti menegaskan bahwa Ducati sangat tertarik melihat perbedaan karakter motor mereka dalam menggunakan sistem pembuangan yang berbeda.
“Kami hanya melihat perbedaan yang sangat kecil. Tapi ini menarik. Kami juga harus melihat perbedaan pembalap, terutama postur tubuhnya,” ucapnya.
“Tidak mudah untuk sampai pada kesimpulan spesifik. Ada pertemuan dan laporan internal. Kami menggabungkan semua informasi dan kemudian menentukan arah yang kami kembangkan.”