Jokowi tambah utang negara sebesar USD 3 Miliar

Employees work near bundles of rupiah banknotes at a bank in Jakarta, Indonesia, Tuesday, Oct. 28, 2008. The Indonesian currency plunged to seven-year low against U.S. dollar Tuesday as investors are still spooked by global financial crisis.(AP Photo/Irwin Fedriansyah)

Babatpost.com – Menurut keterangan kementrian BUMN bertambahnya utang negara sebesar USD 3 Milar ini adalah sesuai dengan perintah dari Presiden Joko Widodo.

Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo menjelaskan, penarikan utang tersebut merupakan tindak lanjut dari kunjungan Presiden Jokowi ke China.

Read More
Berita Terkait :  Kemarin, UU Cipta Kerja hingga dukungan kebijakan Panglima TNI

Dalam kunjungan tersebut, lanjut Gatot, ada beberapa Memorandum Of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman meliputi keuangan, infrastruktur dan industri.

“Dari MoU itu, empat hari kemudian dalam rapat kabinet paripurna, Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Sofyan Djalil dan Menteri Rini Soemarno untuk tindak lanjut MoU itu,” jelas Gatot dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Selasa (29/9/2015).

Dari tiga kali kunjungan Menteri Rini ke Beijing, pada 16 September 2015 disepakati pinjaman lunak kepada tiga bank BUMN (BRI, Mandiri, BNI). “Lebih ke b to b, yang tandatangan dirut-dirut, Menteri Rini menyaksikan penandatanganan itu di Beijing,” kata Gatot lagi.

Berita Terkait :  Survei: Presiden Jokowi masuk tokoh publik berpengaruh di media sosial

Lebih lanjut Gatot mengatakan utang tersebut terdiri dari 70 persen USD dan 30 persen Renminbi. Gatot bilang, pinjaman akan ditujukan untuk program pembiayaan infrastruktur dan pembiayaan yang orientasinya ekspor.

“Dengan adanya dana masuk USD3 miliar ke Indonesia maka sinyal positif bagi pemerintah bisa meningkatkan cadangan devisa kita,” imbuhnya.

Related posts