Tawarkan Keindahan Bukit hingga Susur Sungai di Desa Wisata Pamekasan

Jawapos TV

Sebuah spirit baru diusung Pamekasan. Kabupaten yang berada di Pulau Madura itu tengah getol mengembangkan potensi wisata di desa. Dalam tiga tahun terakhir, sejumlah destinasi mulai jadi ikon baru.

Read More

SPIRIT pariwisata desa di Pamekasan mulai terbangun setidaknya dalam tiga tahun terakhir. Itu terlihat dari bermunculannya objek-objek wisata baru yang diinisiasi dan dikelola desa secara mandiri.

Selain itu, lahirnya desa-desa wisata tersebut tidak terlepas dari peran organisasi Asosiasi Pariwisata Madura (Asprim). ”Kita ada program namanya desa wisata, menumbuhkan wisata desa,’’ terang Ketua Asprim

Achmad Vicky Faisal.

Hingga kini, sedikitnya sudah ada tiga desa wisata yang beroperasi. Yang pertama adalah Desa Kertagenna Daya, Kecamatan Kadur. Yang menjadi andalan adalah Bukit Kehi. Destinasi yang berdiri di lahan seluas 8 hektare itu dibangun pada awal 2019 dan dibuka pada akhir 2019.

Seperti namanya, Bukit Kehi menawarkan view kawasan perbukitan yang tidak berpenghuni. Selain menyajikan keindahan pemandangan khas dataran tinggi, destinasi tersebut menawarkan komoditas yang dihasilkan petani setempat. Tak hanya itu, wisatawan juga dimanjakan dengan sejumlah spot menarik yang dibangun pengelola. Spot-spot tersebut menjadi jujukan pengunjung untuk bersantai maupun berfoto.

Berita Terkait :  Sajian Keindahan Air Terjun Mini hingga River Tubing di Sumber Maron

Secara administratif, pengelolaan wisata itu berada di bawah naungan BUMDes Melati milik Pemdes Kertagenna Daya, Kecamatan Kadur. Objek wisata itu dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang beranggota 15 orang. Biaya pembangunan destinasi tersebut murni bersumber dari dana desa (DD).

Desa wisata berikutnya adalah Desa Bunder, Kecamatan Pademawu. Yang menjadi ikonnya adalah Eduwisata Garam. Destinasi tersebut mulai dibangun pada 2020. Kemudian di-launching pada April 2021. Destinasi tersebut berada di bawah naungan BUMDes Mutiara Saghara milik Pemdes Bunder.

Destinasi itu menawarkan objek pegaraman. Wisatawan diberi akses untuk menengok pengolahan garam tradisional. Selain itu, pengunjung destinasi tersebut bisa merasakan sensasi menyusuri sungai yang diapit tanaman mangrove. Sungai itu terkoneksi dengan laut.

Desa lain yang juga mengembangkan sektor wisata adalah Desa Bajang, Kecamatan Pakong. Di sana, ada objek wisata yang menawarkan keindahan dataran tinggi. Namanya Bukit Brukoh. Destinasi tersebut mulai dibuka sekitar 2018 dengan menawarkan spot ketinggian dan view perbukitan.

Objek wisata itu mampu memantik munculnya destinasi wisata lain di desa tersebut. Namanya Wisata Sawah yang mulai beroperasi pada akhir 2020. Konsep dua destinasi itu berbeda. Jika Bukit Brukoh berada di dataran tinggi, Wisata Sawah berada di tengah persawahan dekat dengan permukiman penduduk Desa Bajang. Wisata sawah menawarkan sajian berwisata di tengah persawahan.

Berita Terkait :  Desa Ranu Pani, Keeksotisan Segitiga Danau di Kaki Gunung Semeru

Usung Spirit Pasarkan Produk Petani

Tak hanya mengembangkan potensi wisatanya, sejumlah pengelola desa wisata di Pamekasan juga punya misi lain. Membangkitkan potensi ekonomi kerakyatan. Itu bisa terlihat di Eduwisata Garam dan Bukit Kehi. Spirit yang diusung pengelola dua objek tersebut sama, yakni memasarkan produk petani.

Direktur BUMDes Mutiara Saghara Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Taufik Hidayat menerangkan bahwa cikal bakal Eduwisata Garam Bunder adalah garam itu sendiri. ”Kami punya inovasi rekristalisasi garam,” ungkapnya.

Inovasi tersebut pernah menyabet gelar terbaik pertama di Jawa Timur dalam Kompetisi Inovasi Desa (Sinodes) 2019. ’’Kami terus memproduksi garam rekristal, tapi izin belum keluar. Kami bingung dengan kanal pasarnya. Akhirnya kami buka objek wisata ini,’’ katanya.

Taufik menambahkan, wisatawan yang masuk ke Eduwisata Garam mendapat satu bungkus garam hasil rekristalisasi. ’’Ini cara kami memasarkan produk, bukan sebagai barang dagangan, melainkan suvenir,’’ jelasnya.

Menurut dia, skema ke depan tidak hanya menjadikan garam sebagai suvenir wisata. Namun, juga ada edukasi wisata pengolahan garam tradisional. ’’Nanti wisatawan sejak di pintu masuk diputar ke lokasi pegaraman. Mereka bisa melihat bagaimana garam diproduksi secara tradisional di sekitar spot wisata ini,’’ terangnya.

Lain lagi di objek wisata Bukit Kehi. Para wisatawan diberi sajian paket komoditas hasil olahan nira siwalan. Yakni, legen dan gula merah. Kades Kertagenna Daya Zainani mengatakan, olahan nira akan menjadi paket oleh-oleh. ”Paket oleh-oleh lebih bernilai daripada produknya dijual langsung ke pasar,’’ ungkapnya.

Berita Terkait :  Perpaduan Nuansa Majapahit dan Keramahan Warga di Desa Bumi Mulyo Jati

Dia menjelaskan, di wisata bukit yang berada di lahan seluas 8 hektare itu juga akan ada unsur wisata agronya. Sebab, pada musim hujan, kawasan wisata tersebut ditanami buah-buahan yang bisa dipetik wisatawan. ’’Juga nanti ada pertunjukan bagaimana proses nira diambil jadi gula karena di sekitar destinasi ini pohon siwalan semua,’’ jelasnya.

SEKILAS DESA-DESA WISATA DI PAMEKASAN

EDUWISATA GARAM

Lokasi: Dusun Mondung Selatan, Desa Bunder.

Objek yang ditawarkan:

Wisata pengolahan garam tradisional, rekristalisasi garam, susur sungai, hingga lapak kuliner.

Rencana pengembangan: Spot bulan purnama dan kolam pancing.

BUKIT KEHI

Lokasi: Dusun Moccol, Desa Kertagenna Daya, Kadur.

Objek yang ditawarkan: Ikon wisata bertulis I Love You, pemandangan bukit, pemandangan matahari terbit, dan kolam renang.

Pengelola: BUMDes Melati Desa Kertagenna Daya.

Masterplan: Membangun camping ground, wahana main, aula, track trail, dan flying fox.

BUKIT BRUKOH

Lokasi: Desa Bajang, Kecamatan Pakong.

Destinasi ini mulai dibuka sekitar 2018.

Menawarkan spot ketinggian dan view perbukitan.

WISATA SAWAH

Lokasi: Desa Bajang, Kecamatan Pakong.

Objek ini menawarkan sajian berwisata di tengah persawahan.

Related posts