Fabio Quartararo Tak Gegabah Perpanjang Kontrak dengan Yamaha

Fabio Quartararo tak gegabah memutuskan perpanjangan kontrak dengan Yamaha. Pembalap tersebut akan meninjau beberapa aspek yang sejalan dengan misinya.

Rider Prancis itu bekerja sangat keras musim ini sehingga mampu menonjol di tengah dominasi Ducati. Di atas YZR-M1 yang relatif tak terlalu kencang ketimbang rivalnya itu, Quartararo memborong lima kemenangan dan lima podium lainnya. Ia pun mencapai lima pole position.

Meski begitu, ia melihat ada kelemahan M1 di beberapa sektor. Quartararo pun sudah mengajukan permintaan terkait pengembangan motor untuk musim depan.

Sejauh mana Yamaha mengabulkan permohonannya, rider 22 tahun itu akan memasukkan dalam pertimbangan sebelum memperbarui kontrak yang habis akhir musim 2022.

“Ini bukan musim yang sempurna bagi kami. Kami punya banyak masalah. Di Jerez, problemnya ketiak, di Barcelona, baju balap saya terbuka, kami tidak menang mudah dan dengan para pembalap yang sangat kencang, saya sangat mengapresiasi itu,” katanya kepada Radio Marca.

“Motor kami punya sesuatu yang rumit. Contohnya, M1 lebih lambat dari Ducati. Saya berupaya sangat keras untuk menang. Itu sangat sulit tapi hal terakhir yang bisa dilakukan adalah melempar handuk. Kami sudah menang dengan gigih seperti ini dan mengatakan, saya ingin juara dunia milik saya.

Berita Terkait :  Bintang Kebun Anggur Martha Amir Lancaster

“Saya meminta sejumlah hal yang penting untuk motor musim depan jika kami ingin menang lagi. Saya tidak bilang jika mereka tak memberikannya, maka saya tak mau memperbarui kontrak.

“Namun, itu sesuatu yang ingin saya lihat, siapa yang ingin menang dan memperpanjang kontrak dengan saya. Kami akan menunggu sejenak sebelum membuat keputusan.”

Meski sudah bekerja sedemikian keras mengeluarkan potensi terbaik motor dan mengatasi kelemahan, pembalap muda itu masih menerima ejekan. Mustahil ia meraih titel bergengsi kalau Marquez sudah fit 100 persen.

Berita Terkait :  Wirex & Novatti akan Menerbitkan Kartu ke Australia, 280 Jaringan & $25 Miliar Berisiko Karena Kerentanan, 'Koin Pengawasan' China vs 'Koin Kebebasan' AS

“Saya pikir tidak seperti itu karena ini hanya kecil. Marc adalah patokan selama 10 tahun terakhir, tapi saya meyakininya sedikit demi sedikit. Tahun lalu, terasa aneh karena kami banyak balapan di sirkuit yang sama. Itu juga lebih pendek,” tuturnya.

“Namun musim ini, kami berlomba dari Maret ke November dan Marc ada di sana. Dia tidak 100 persen tentu saja, tapi nilai jadi juara dunia tetap saja sama.”

Quartararo merasa sudah membuktikan kapasitasnya. Ia ingin meningkatkan level tantangan ke depannya dan dibutuhkan motivasi lebih tinggi.

Berita Terkait :  F1 dan MotoGP Australia Urung Tukar Jadwal

“Saya merasa sebagai juara dunia, tapi juga perlu bersikap rendah hati. Saya sadar sudah mencapai impian terbesar sehingga kami harus mulai membuka mimpi lain sekarang dan pada level lain,” ujarnya.

“Karena saya tidak sering menang, jadi saya tidak merasa itu cukup. Tetap menang adalah sebuah opsi dan dengan motivasi penuh.

“Hidup saya berubah, ya. Tapi, saya belum terbiasa dengan itu. Sedikit demi sedikit, saya akan lihat. Tapi, pada akhirnya saya tidak mau terlalu banyak berubah.

“Memang benar ketika memenangi sesuatu, saya ingin terus seperti itu jadi saya harus lanjut bekerja dan bertarung seperti yang kami lakukan tahun ini.”

Related posts