Menjadi local hero membuat Galang Hendra optimistis raih hasil positif di Sirkuit Mandalika, meski sempat ragu apakah balapan ini bisa digelar akibat pandemi Covid-19.
Pertamina Mandalika International Street Circuit jadi tuan rumah pertama yang menggelar ajang balap kejuaraan dunia sejak terakhir di Sirkuit Internasional Sentul, Bogor, pada 1997 silam.
Galang Hendra jadi satu-satunya wakil Indonesia yang tampil di rumah sendiri sebagai pembalap kelas dunia, dengan berada di World Supersport 600.
Tentu saja, ini meningkatkan motivasi pembalap asal Yogyakarta itu untuk meraih hasil maksimal, setidaknya meraih poin sebanyak mungkin dalam dua balapan terakhir di Sirkuit Mandalika.
Bukan hanya itu, Galang Hendra juga menjelaskan tentang banyak hal mengenai rekan setimnya, Dominique Aegerter, yang menjadi juara dunia WSSP 2021, dan masa depannya di dunia balap.
Berikut wawancara yang dilakukan Motorsport.com Indonesia bersama Galang Hendra di garasi Ten Kate Yamaha:
Setelah menjajal langsung sirkuit Mandalika dengan motor, seperti apa kesan pertama Anda?
Saya suka sekali dengan layoutnya, karakter balap saya sangat cocok di sirkuit ini, di FP1 kami masih belum menekan karena tidak memiliki data, jadi kami memulainya dari nol. Saya juga baru pertama kali mencoba, jadi kami mencoba selangkah demi selangkah.
Saya juga mencoba melakukan peningkatan di FP2, baik itu diri saya sendiri maupun motor.
Kesan pertama saya tentang sirkuit ini, ketika pertama kali keluar trek memang agak licin karena ada debu. Tapi, seiring berjalannya lap semakin baik.
Menjadi lokal hero pertama di kejuaraan dunia, ini suatu prestasi yang membanggakan, apa target Anda untuk akhir pekan ini?
Tentu saja masih seperti balapan-balapan sebelumnya, saya menargetkan finis di urutan 10 besar dan mungkin berusaha mendapatkan banyak poin di kedua balapan.
Tahun ini saya memiliki peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Saya juga mengumpulkan lebih banyak poin dan lebih sering finis di posisi yang lebih baik.
Ini merupakan balapan kandang, jadi saya sangat termotivasi untuk mencetak lebih banyak poin di Mandalika.
Cuaca panas bisa menjadi tantangan terbesar, bagaimana Anda mengatasinya?
Suhu panas sangat berpengaruh, terutama pada motor yang harus diatur ulang pada bagian pengapian. Paling terdampak adalah ketahanan ban, dan tentu saja ini cuaca yang sangat ekstrem, benar-benar panas. Tapi, kami harus bisa mengatasi cuaca panas ini.
Jika terjadi hujan, apakah Anda menyukainya atau tidak? mengingat ini sirkuit baru dan tidak ada yang memiliki data tentang balapan basah di sini.
Saya berharap turun hujan. Semoga saja di balapan pertama atau kedua hujan turun.
Apa yang membuat Anda menyukai balapan basah?
Saya sangat suka balapan dalam kondisi hujan. Ssaya bisa lebih tenang, lebih santai, ini karena rider-rider Indonesia suka berlatih di kondisi hujan.
Apakah pencapaian musim ini sudah sesuai harapan?
Yamaha memberi target kepada saya untuk bisa masuk ke posisi 10 besar dan di awal seri saya sering finis di urutan tersebut. Jadi, menurut saya apa yang sudah dilakukan sepanjang musim ini telah mencapai target. Saya ingin mengulanginya di balapan kandang.
Ini akan jadi balapan terakhir Anda musim ini, sudah punya rencana untuk tahun depan?
Untuk tahun depan masih menunggu keputusan dari manajemen, mungkin setelah balapan ini akan ada pengumuman dari pihak Yamaha Indonesia. Tapi, untuk bagaimana masa depan saya, biarkan Yamaha Indonesia saja yang menjelaskan.
Rekan setim Anda, Dominique Aegerter, menjadi juara dunia, apa yang Anda pelajari dari dia?
Pastinya Dominique sangat memotivasi saya. Dia juga sering membantu saya, dan saya juga sering berbagi data dengan dia. Dia memang sangat berpengalaman, sudah bertahun-tahun di Moto2 dan sekarang mengikuti World Superport 600, dan menjadi juara dunia.
Jalan karier saya masih panjang, dan saya juga ingin seperti dia, tapi proses untuk sampai ke sana sangat panjang dan tidak mudah. Jadi, saya tidak akan pernah menyerah
Sebagai orang Indonesia yang berkeliling dunia, bagaimana kekhawatiran Anda tentang virus corona?
Saya sempat pesimistis balapan ini digelar atau tidak, karena kita pernah berada di situasi yang sangat, sangat tinggi dalam jumlah kasus virus corona. Di Eropa juga virus corona sudah mereda dan saya berharap itu sudah hilang dari dunia ini.