Juara dunia World Superbike (WSBK) tiga kali Troy Bayliss mengaku senang melihat persaingan antara Toprak Razgatlioglu dan Jonathan Rea musim ini.
Akhir pekan ini (20-21/11/2021), Pertamina Mandalika International Street Circuit di Lombok, Nusa Tenggara Barat, akan menjadi tuan rumah WSBK Indonesia, balapan terakhir seri WSBK 2021.
Sirkuit baru di Mandalika tersebut akan menjadi saksi apakah Toprak Razgatlioglu (Pata Yamaha with Brixx WorldSBK) bakal merebut gelar juara dunia WSBK untuk kali pertama, atau justru Jonathan Rea (Kawasaki Racing Team WorldSBK) yang akan menambah trofinya menjadi tujuh beruntun (sejak 2015).
Menjelang tiga race terakhir, Razgatlioglu masih memimpin klasemen dengan unggul 30 poin atas Rea di P2. Jika melihat situasi, pria asal Turki itu berpeluang menjadi kampiun WSBK asal Yamaha kedua setelah Ben Spies melakukannya pada 2009.
Namun begitu, di mata Troy Bayliss, persaingan terakhir perebutan gelar WSBK edisi ke-34 di Mandalika nanti masih terbilang berimbang. Bayliss pun menyoroti persaingan serupa yang pernah dialaminya pada 2002, melawan Colin Edwards.
Meskipun bersaing ketat, baik Bayliss maupun Edwards saling respek di dalam dan luar lintasan. Menjelang dua race terakhir di Imola, Italia, Edwards yang menggeber Honda hanya unggul satu poin atas Bayliss, yang mengandalkan Ducati.
Edwards akhirnya berhasil merebut gelar WSBK keduanya (setelah 2000) usai menyapu bersih dua race di Imola, mengecundangi Bayliss yang dua kali finis P2.
“Kekuatan mereka (Razgatlioglu dan Rea) saya lihat seimbang, seperti saya dan Colin dulu,” kata Bayliss seperti dikutip laman resmi WorldSBK.com.
“Ada rivalitas sengit di antara mereka dan memang seharusnya begitu. Persaingan itu juga merembet ke tim dan juga pabrikan. Ini semua sebuah bisnis dan pembalap mereka harus menang. Saya yakin mereka berdua tidak berteman baik.”
Menjelang balapan di Mandalika, posisi Razgatlioglu memang lebih baik. Hal itu membuatnya sangat difavoritkan untuk juara. Tetapi, Bayliss melihat hal tersebut bukan jaminan Razgatlioglu akan mudah melenggang di Mandalika.
“Toprak terlihat percaya diri dan tahu apa yang bisa dilakukannya. Ia sangat ingin memenangi gelar WSBK pertamanya dan itu jelas menambah tekanan baginya,” ujar kampiun WSBK 2001, 2006, dan 2008 tersebut.
Pemenang 52 race, 94 podium, dan 26 pole dalam 152 start lomba WSBK antara tahun 2000 sampai 2015 itu menambahkan, bagi seorang pembalap, tidak ada yang lebih baik daripada memulai tahun dengan kuat. Serta tak ada yang lebih buruk ketimbang harus menebus defisit.
“Saya lihat Toprak sangat menantikan balapan berikutnya di Indonesia karena ini akan menjadi balapan terakhir,” ucap pria asal Australia, 52 tahun, tersebut.
“Tapi itu belum berakhir sampai race benar-benar selesai. Jonny harus melakukan apa yang dia bisa dan saya yakin dia akan menjalani akhir pekan yang kuat. Mandalika akan menyuguhkan balapan yang hebat dan saya sangat menantikan untuk melihatnya.”
Sebagai kampiun WSBK tiga kali, Troy Bayliss pun pernah beberapa kali berada di posisi yang sama seperti Razgatliogu dan Rea saat ini. Karena itu, ia paham betul kondisi psikologis kedua pembalap.
“Di fase ini, ketika sangat ingin memenangi gelar, Anda pasti akan memikirkan banyak hal. Jika bisa melaluinya, Anda seperti menyingkirkan tembok besar di pundak. Dua atau tiga hari setelah itu, Anda akan mulai berpikir untuk mengejar gelar berikutnya,” kata Bayliss.
“Yamaha akan melakukan segalanya untuk merebut gelar. Tekanan pun bakal muncul dari berbagai arah, khususnya buat tim.”