”Pak Jokowi telah membuka mata dunia bahwa Indonesia telah berkontribusi nyata terhadap penanggulangan perubahan iklim. Indonesia di era kepemimpinan Pak Jokowi menunjukkan tren yang cukup positif dalam penanggulangan perubahan iklim global,” kata Muhaimin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Muhaimin juga mengapresiasi sikap tegas Jokowi yang mempertanyakan seberapa besar kontribusi negara maju untuk Indonesia yang telah menunjukkan kontribusi nyata bagi penanggulangan perubahan iklim dunia.
”Kalau Indonesia sudah berbuat cukup signifikan untuk menjaga kelestarian alam guna kepentingan dunia, maka sudah seharusnya dunia memberikan perhatian khusus kepada Indonesia,” katanya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia di G20 dan kepemimpinan Indonesia dalam COP 26 di Glasgow, Skotlandia, menunjukkan tanda-tanda bahwa dunia segera memberikan bantuan pendanaan dalam penurunan emisi secara global dan mengatasi kerusakan lingkungan hidup.
Indonesia, kata Muhaimin, bahkan telah mendapat julukan “Climate Super Power”. Jika di masa lalu, Indonesia cenderung hanya sebagai objek dari perundingan internasional perubahan iklim, saat ini Indonesia menjadi subjek bahkan penentu bagi perubahan dunia terhadap terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik.
Kinerja Jokowi dalam penanggulangan perubahan iklim bahkan mendapatkan apresiasi dari Komisi Eropa untuk Kebijakan Hijau Eropa dan Iklim yang mengakui komitmen Indonesia untuk menjadi bagian dalam mengatasi perubahan iklim dunia.
“PKB sebagai partai yang selama ini konsisten dan memberikan perhatian serius pada isu-isu lingkungan dan perubahan iklim akan selalu mendukung kinerja nyata Pak Jokowi dalam menjaga kelestarian lingkungan demi terciptanya lingkungan hijau,” kata Muhaimin.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, pada Senin (1/11) menjadi panggung bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menunjukkan kontribusi nyata Indonesia dalam menangani perubahan iklim.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan bahwa perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerja sama, dan kolaborasi global merupakan kunci. Dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 82 persen pada tahun 2020.
Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600.000 hektare pada 2024, terluas di dunia. Indonesia telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 sampai 2019. Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia akan mencapai “carbon net sink” selambatnya tahun 2030.