BabatPost.com – Vendor yang berbasis di Shenzhen, Honor akan memulihkan aplikasi dan layanan Google, sebuah langkah yang dimungkinkan setelah perusahaan memisahkan diri dari Huawei. Vendor yang sebelumnya merupakan sub brand raksasa telekomunikasi China itu, berencana untuk menggunakan perangkat lunak perusahaan AS pada seri smartphone terbarunya, Honor 50 dan 50 Pro.
Perusahaan mengatakan kepada The Verge bahwa, pihaknya telah dapat memasukkan beragam layanan selular Google di Honor 50 dan Honor 50 Pro, yang awalnya akan diluncurkan di Cina.
Seperti halnya Huawei, Honor dicegah untuk menginstal layanan Google termasuk Play Store karena pemblokiran AS karena tuduhan mata-mata. Namun keputusan Huawei menjual unit bisnisnya itu pada November 2020 membuka pintu untuk memulihkan perangkat lunak dalam model baru.
Vendor tersebut menggembar-gemborkan kemampuan kamera dalam seri Honor 50, karena berupaya memanfaatkan tren konsumen seputar pembuatan video berdurasi pendek. Kedua model memiliki pengaturan kamera belakang yang terdiri dari modul utama 108MP, sudut lebar 8MP, makro 2MP, dan kedalaman 2MP.
Honor 50 Pro membedakan dengan memiliki kamera ganda di bagian depan, dengan opsi 12MP memberikan sudut 100 derajat dan unit 32MP. Ini fitur layar 6,72 inci, dengan Honor 50 menggunakan layar 6,57 inci. Keduanya memberikan kecepatan refresh layar 120Hz, pengisian cepat 100W, dan ditenagai oleh chipset Qualcomm 778G 5G.
Honor 50 dihargai CNY2,699 ($419,37) dan Pro CNY3,699 untuk Pro. Perangkat akan diluncurkan di pasar internasional termasuk Prancis, Malaysia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, dan Inggris di kemudian hari.
Seperti diketahui, imbas tekanan AS, Huawei mengumumkan kesepakatan untuk menjual bisnis smartphone Honor ke konsorsium yang membawahi lebih dari 30 agen dan dealer termasuk China Telecom dan beberapa entitas yang didukung pemerintah seperti Shenzhen Smart City Development Group.
Dengan kesepakatan tersebut, konsorsium yang dikenal sebagai Shenzhen Zhixin New Infotmation Technology mengambil kendali penuh atas Honor dan asetnya. Penjualan yang disebut-sebut bernilai sebesar $15,2 miliar atau setara Rp214 triliun itu, dengan sendirinya memutus kepemilikan Huawei terhadap Honor.