BabatPost.com – Ketika ejakulasi, sperma akan keluar melalui penis bersama cairan pekat yang disebut semen atau air mani. Umumnya, sperma yang sehat memiliki warna putih atau keabuan dengan tekstur agak kental. Namun, tahukah Anda bahwa air mani juga dapat berubah akibat kondisi tertentu? Simak penjelasan tentang perubahan warna sperma yang perlu diwaspadai di bawah ini.
Beragam warna sperma dan penyebabnya
Saat akan melakukan persiapan kehamilan, tidak jarang Anda dan pasangan perlu untuk melakukan tes kesuburan. Hal tersebut juga berlaku ketika Anda merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan sperma.
Walaupun ciri-ciri sperma yang sehat tidak bisa dilihat dengan kasat mata, Anda bisa melihat bagaimana warna air mani berubah. Dikutip dari Mayo Clinic, air mani atau sperma yang normal biasanya berwarna putih ke abu-abuan.
Saat terjadi perubahan warna pada sperma, ini merupakan kondisi sementara dan kemungkinan tidak berbahaya. Berikut adalah macam-macam warna pada sperma yang bagus serta artinya bagi kesehatan:
1. Jernih, putih, atau abu-abu
Air mani berwarna putih, abu-abu, atau jernih tanpa warna menandakan kondisi sperma yang bagus dan sehat. Perlu diketahui, sperma dengan karakteristik seperti ini biasanya juga memiliki tekstur kental yang menandakan banyaknya jumlah sel sperma.
Akan tetapi, beberapa orang mungkin memiliki sperma yang encer walaupun warnanya normal. Air mani yang terlihat encer umumnya disebabkan jumlah sperma sedikit, sering ejakulasi, kekurangan asupan zinc, atau merupakan cairan praejakulasi.
2. Kuning atau kehijauan
Tidak hanya putih, Anda juga bisa menemukan air mani berwarna kuning kehijauan. Apakah warna kuning kehijauan pada sperma merupakan hal yang bagus dan normal?
Biasanya, sperma berwarna kuning bisa terjadi karena berbagai hal. Penyebabnya antara lain seperti di bawah ini.
a. Pola makan
Coba perhatikan makanan di konsumsi pada hari itu sehingga menyebabkan perubahan warna sperma yang bagus menjadi kuning. Sebagai contoh adalah makanan mengandung pewarna, tinggi kandungan sulfur seperti bawang putih, bahkan alkohol serta rokok.
b. Bercampur dengan urine
Jangan lupa kalau air mani dan urine keluar dari saluran yang sama, yakni uretra. Sisa urine dalam uretra bisa bercampur dengan sperma dan mengubah warnanya yang bagus menjadi kuning.
c. Penyakit kuning
Kondisi jaundice atau penyakit kuning terjadi akibat penumpukan bilirubin dalam tubuh. Bilirubin adalah pigmen yang dihasilkan dari penguraian sel darah merah di dalam hati. Warna kuning juga dapat muncul pada bagian putih mata, kulit kuku, hingga sperma yang tadinya bagus.
d. Leukositospermia
Terlalu banyak sel darah putih dalam semen bisa merusak sperma dan mengubah warna sperma yang bagus menjadi kuning. Penyebab dari leukositospermia bisa berasal dari infeksi prostat, penyakit menular seksual, atau penyakit autoimun.
e. Infeksi prostat
Bakteri pada saluran kemih dapat berpindah menuju kelenjar prostat dan menyebabkan infeksi. Penyakit ini juga ditandai dengan sulit buang air kecil, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta warna sperma menjadi kuning atau kehijauan.
3. Jingga hingga kemerahan
Warna jingga, orange, hingga merah pada sperma yang awalnya bagus menandakan adanya darah yang masih segar.
Penyebab utama kondisi ini adalah adanya peradangan, infeksi, penyumbatan, hingga cedera pada sistem reproduksi yang tidak disadari. Walaupun tergolong tidak normal, kondisi yang biasa disebut sebagai hemastormia ini umum terjadi.
Berikut ini faktor yang bisa menjadi penyebab warna sperma tidak normal.
a. Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksual bisa berupa herpes, klamidia, sifilis, dan gonore. Penyakit ini juga memiliki gejala berupa nyeri saat buang air kecil, gatal pada penis, nyeri pada testis, serta keluar cairan kemerahan dari penis.
b. Infeksi dan operasi prostat
Tanpa penanganan yang tepat, infeksi pada kelenjar prostat dapat bertambah parah dan membuat air mani bercampur dengan darah. Lalu, tidak menutup kemungkinan prosedur operasi pada kelenjar prostat akan melukai jaringan di sekitarnya. Darah yang keluar dari luka dapat terbawa ke dalam uretra dan keluar bersama sperma.
c. Masturbasi berlebihan
Pada beberapa kasus, ejakulasi berlebihan saat masturbasi bisa menyebabkan warna sperma yang sebelumnya baik jadi kemerahan. Kebiasaan ini bisa memicu keluarnya darah sehingga air mani berwarna kemerahan.
Kondisi lainnya yang bisa menyebabkan sperma berubah warna adalah ketika sudah lama tidak mengalami orgasme.
d. Kanker prostat, testis, atau uretra
Warna sperma yang sebelumnya bagus tetapi jadi kemerahan ada kemungkinan menjadi gejala kanker prostat, testis, atau uretra. Penderita umumnya juga mengalami nyeri pada testis, skrotum, perut dan punggung bagian bawah, serta area organ intim.
4. Kecokelatan
Tidak hanya kemerahan, warna sperma yang sebelumnya bagus juga bisa berubah menjadi kecokelatan. Hal ini bisa terjadi karena darah merah berubah menjadi cokelat akibat adanya cedera pada testis atau infeksi.
Warna darah yang tadinya merah menjadi kegelapan setelah terpapar oksigen.
5. Air mani berwarna hitam
Hampir sama seperti warna sperma yang kecokelatan, warna hitam pada sperma biasanya juga berasal dari darah. Namun, darah telah lama berada dalam tubuh dan banyak terpapar oksigen sehingga warnanya menjadi gelap. Selain itu, air mani yang berwarna hitam juga dapat disebabkan oleh faktor seperti berikut ini.
- Paparan logam berat seperti timbal, nikel, dan mangan. Biasanya berasal dari makanan, air, atau lingkungan yang terkontaminasi.
- Cedera pada tulang belakang sehingga mengganggu fungsi vesikula seminalis, kelenjar yang menghasilkan sperma.
Dari kondisi di atas, perlu diketahui bahwa warna sperma yang bagus dipengaruhi oleh gen, pola makan, serta kondisi kesehatan secara keseluruhan. Perubahan warna sperma yang tadinya normal adalah hal wajar, asalkan tidak disertai dengan gejala lain yang mengkhawatirkan.
Segera periksa apabila perubahan warna disertai dengan bau tidak sedap, keluar cairan kekuningan, iritasi pada organ intim, atau nyeri saat buang air kecil. Hal ini dapat menandakan terjadinya infeksi sehingga perlu ditangani segera secara medis untuk mencegah terjadinya infertilitas.