Babatpost.com – Sub Sub Recipient (SSR) TB HIV Care Aisyiyah di Klaten , melakukan sebuah survey kecil bersama para stakeholdernya, yakni dinas Kesehatan klaten, DPRD yang bergerak untuk penanggulangan penyakit TB.
Habibi Miftahul Marrwa, Koordinator SSR TB HIV Care Aisyiyah Klaten menuturkan, bahwa pihaknya sudah mulai bergerak untuk melakukan penanggulangan sejak awal tahun 2017 lalu.
Kata Habibi dari hasil kerja yang dilakukan hampir satu tahun itu, setidaknya ada sebanyak tujuh ratus kasus TB di sepuluh kecamatan yang ada di Kabupaten Klaten terdeteksi, dan tujuh puluh orang dinyatakan positif mengidap TB.
Dan selama tahun 2017 tersebut pula ujar Habibi sudah memakan korban jiwa lantaran infeksi tersebut.
Karena TB, tujuh puluh orang dinyatakan positif TB, dan dari jumlah itu sudah memakan 3 orang mati dunia
Infeksi TB Tahun 2017 Menurun
Dinkes Klaten, pendataan mengenai jumlah temuan kasus TB di Kabupaten Klaten dilakukan dalam setiap tahunnya selalu.
Dari hasil data yang mereka himpun selama 3 tahun, temuan kasus TB di Klaten di tahun 2017 mengalami penurunan jika dibandingkan pada 2015 dan 2016.
Dari data yang didapatkan Tribun Jogja, di tahun 2015 ada sebanyak enam ratus tujuh puluh kasus TB.
sementara itu, tahun 2016 merupakan masa tertinggi untuk kenaikan infeksi penyakit tersebut di tengah masyarakat Klaten, yaitu mencapai angka 841 kasus.
“Di tahun 2017 ada sebanyak 791 temuan kasus TB di Klaten. Sebetulnya secara teori anak-anak adalah kalangan yang paling rentan untuk terkena infeksi TB. Namun, sebab tingkat pengawasan yang ekstra ketat dari orangtuanya, sehingga infeksi ini tak menyerang anak-anak,” papar Herry.
Ia menambahkan, infeksi TB malah kebanyakan menyerang mereka yang memiliki pola hidup yang bugar, seperti tinggal di kediaman yang lembab, sirkulasi udara yang tidak bagus dan masih banyak lagi.
“Harapan kami nanti saat ditemukan ada satu comot diobati, satu comot diobati. Untuk saat ini telah mulai stagnan, namun untuk angka pastinya aku tak tahu,” tambahnya.