Babatpost.com – Seorang Camila Cabello akhir – akhir menjadi sebuah perbincangan karena lagu singlenya yang semakin diminati khalayak, namun Camila Sendiri sebelumnya terkenal terlebih dahulu dengan grup Fifth Harmony dan resmi mundur pada Desember 2016 lalu. Jalan Bermusik solo pun dia mulai.
Lepas dari masalah penuh drama dengan Fifth Harmony, Camila lantas meretas single debut sebagai gong awalnya dalam bersolo karir. Namun track yang berjudul Crying In The Club tak mampu meraih kata sukses seperti yang dibayangkan. Nyatanya, single yang diharapkan bisa menjadi fondasi kuat untuk karirnya hanya mampu meraih posisi 12 di chart musik Inggris dan nomor 47 di Billboard Hot 100.
Bahkan Crying In The Club pun tidak bisa memberikan akibat besar untuk karier internasional penyanyi kelahiran Kuba tersebut, sementara Fifth Harmony secara perlahan mencuri perhatian dunia musik meski cuma melangkah dengan empat orang. Tetapi kekecewaan tidak lantas menghentikan Camila untuk terus melanjutkan gairahnya dalam bernyanyi maupun bermusik.
Single kedua dipersiapkan, judul Havana menjadi pilihan untuk mewakili ide-ide baru Camila. Belum cukup, Young Thug pun digaet untuk ikut berkolaborasi dalam single keduanya yang terdengar sangat menjanjikan. Yang menarik, judul single ini pun dikenal sebagai nama dari Ibukota negara tempat ia dilahirkan.
Betul saja, Camila seolah ingin mengundang para pendengarnya untuk berkunjung ke Havana yang adalah tempat pertama untuknya mulai mencintai musik. Ketika single Havana melantun, sebuah musik ditawarkan camila pun dengan nuansa latin bersama melodi serta beat yang berhasil memikat hati para pendengarnya
Memang single kedua ini mengusung pop yang kental dengan warna modern, asal-usul dirinya sebagai seorang penyanyi kelahiran Kuba diselipkan tetapi di sinilah kejeniusan Camila untuk. Ada banyak rinci serta sound bernuansa Latin pada lagu ini yang membuat track Havana semakin panas. Belum lagi sajian visual pada video klipnya yang menegaskan sejumlah pesona dari potret tidak besar kehidupan di kota kelahirannya tersebut.
Karakter vokalnya yang istimewa serta beragam selipan unsur kultural pada single Havana benar-benar berhasil membuat Camila disorot sebagai sosok yang menjanjikan di industri musik. Sebagai kota kelahirannya, jelas Camila mencoba menyuguhkan koneksi 2 arah antara dirinya dengan kota Havana. Tidak heran kalau pendengarnya-pendengarnya seolah mengenal sosok Camila secara pribadi
Selain memberikan imej ‘unik dan berbeda’ dari para penyanyi pop kebanyakan, secara tidak langsung Havana menjadi tanda awal dari keberhasilan Camila di industri musik. Jika melihat pencapaian track Havana yang sekarang menjadi pemuncak chart musik iTunes di Inggris, tapi
Walaupun belum menjadi posisi puncak chart musik Inggris, masih ada banyak waktu untuk Camila bisa meraih sejumlah pencapaian tidak kecil dalam karir bermusiknya. Hanya kendala waktu sampai Camila benar-benar melesat sebagai idola baru di ranah musik pop internasional jika melirik bagaimana penulisan lirik yang matang serta pendewasaan dalam bernyanyi di usianya yang baru menginjak dua puluh tahun.
Juga jangan lupakan bagaimana sense seorang Camila untuk membidik sosok Pharrell Williams untuk menjabat sebagai produser musik dari single Havana. Selain memiliki ciri khas beat yang ceria, Pharrell yang memiliki referensi luas serta pemahaman secara sadar akan peta industri musik menjadi faktor sukses lainnya di luar pribadi Camila secara personal.
Sekali lagi, terlalu cepat rasanya untuk mengukur sukses besar seorang Camila Cabello. Namun jika melihat apa yang ditawarkannya melalui single Havana, memprediksi Camila sebagai salah satu calon idola baru di industri musik internasional jelas bukan sebuah sikap yang salah. Juga, semoga saja popularitas tinggi tak menjadi titik yang akan menghentikan kreatifitas seorang Camila.
