BABAT POST – Kebutuhan masyarakat akan teknologi sekarang semakin dimudahkan dengan adanya penemuan-penemuan baru. Jika dulu desktop hanya bisa dipakai oleh orang yang melek teknologi dan harganya terbilang mahal, sekarang semua kalangan bisa menikmati komputer desktop. Tidak semua desktop mempunyai spesifikasi yang tinggi dan berharga mahal. Ada juga pilihan bagi Anda yang hanya ingin menggunakan komputer desktop untuk bekerja atau sekadar bermain game.
Komputer dekstop (PC) keluaran tahun 2019 bakal dua kali lebih ngebut, seiring dengan dirilisnya standar memori DRAM DDR5.
JEDEC, organisasi pembuat standar memori PC, menargetkan finalisasi desain DRAM DDR5 bakal selesai pada 2018. Desain tersebut direncanakan akan dipakai vendor-vendor setahun kemudian atau 2019, demikian dikutip KompasTekno dari PC World, Senin (3/4/2017).
DDR5 bakal menjadi penerus standar memori DDR4, yang saat ini banyak dipakai di komputer-komputer personal maupun server. Kecepatan DDR5 bakal dua kali DDR4 dan lebih hemat daya.
Selain itu, memori DDR5 juga bakal memiliki densitas dua kali lebih padat dari DDR4. DIMM DDR5 bakal memiliki kapasitas dua kali lebih besar ketimbang DIMM DDR4.
Belum diketahui pabrikan memori mana yang bakal menelurkan DDR5 pertama kali. Namun layaknya DDR4, DDR5 kemungkinan pertama kali bakal hadir untuk kelas server dan PC high-end, baru kemudian ke kelas laptop.
Pabrikan motherboard dan chip juga bakal membuat produk mereka agar mendukung memori DDR5. Proses ini membutuhkan waktu lebih dari satu tahun setelah spesifikasi dirilis.
Artinya, baru dua tahun ke depan memori DDR5 bisa dijumpai di banyak komputer, menjadikannya dua kali lebih cepat dari saat ini.
Sementara vendor-vendor teknologi saat ini juga menciptakan memori baru untuk menyaingi DDR5. Contohnya, Intel bakal mulai mengirim memori DIMM Optane tahun depan yang digadang-gadang menggantikan DRAM DDR.
Optane memiliki keunggulan bisa menyimpan data meski komputer dimatikan. Kemampuan ini tidak dimiliki dalam DRAM DDR.
Kebutuhan akan memori DDR5 diprediksi bakal meningkat, sebab aplikasi-aplikasi seperti untuk database saat ini mulai beralih ke pemrosesan dalam memori (in-memory processing) yang membutuhkan kapasitas besar.