Babatpost.com – Kabar menggemparkan dari Persib Bandung, klub asal Bandung ini sukses mendatangkan Michael Essien ke klub. Essien akan menjadi legius asing ketiga setelah Vladimir Vujonic dan Shohei Matsunaga.
Keputusan merekrut Essien sendiri di luar dugaan karena pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, selama ini mencari seorang penyerang atau gelandang serang untuk mengisi slot pemain asing. Ia sempat menggunakan Erick Weeks di kompetisi Piala Presiden 2017, tapi tak mendapatkan hasil maksimal.
Tiga pemain asing yang sempat mengikuti seleksi, yakni Mirko Livaja, Willie Overtoom, dan David Sebastian Magnus Loefquist, juga pada akhirnya dilepas karena tak sesuai harapan Djadjang.
Essien sendiri bukan seorang gelandang serang, meski dalam beberapa wawancaranya ia menyebut bisa memainkan berbagai posisi, mulai dari nomor 6 (gelandang bertahan), nomor 8 (gelandang box to box) hingga nomor 10 (gelandang pengatur serangan).
Pemain yang dijuluki Si Bison ini adalah mantan motor lini serang Chelsea ketika Jose Mourinho melatih pada periode pertama. Dalam skema 4-3-3, ia bisa menjadi gelandang paling dalam yang fungsinya menghentikan serangan lawan, atau menjadi gelandang di sisi kanan.
Persib sendiri akan kecewa jika berharap Essien masih memiliki kecepatan seperti yang ia tunjukkan di Chelsea. Sejak 2007 lalu, kecepatan Essien sudah berkurang dan dalam dua tahun terakhir ia sempat mengalami cedera. Essien bahkan sempat diputus kontrak oleh klub Yunani Panathinaikos karena cedera tersebut.
Akan tetapi, ia masih mampu menjadi gelandang dengan kemampuan membaca permainan yang baik dengan penguasaan bola andal, dan jika dibutuhkan bisa mendorong bola untuk merangsek ke lini pertahanan lawan.
Satu dilema yang bisa muncul karena kedatangan Essien adalah soal pemilihan pemain. Saat ini Persib memang sudah memiliki sejumlah pemain tengah yang bisa memainkan peran sebagai gelandang bertahan atau gelandang serang.
Dengan kebiasaan Djadjang menggunakan pola 4-3-3, maka hanya ada dua slot tersisa yang bisa diperebutkan gelandang-gelandang lainnya — mengasumsikan Essien pasti akan mendapat satu tempat mengingat investasi mahal yang digelontorkan Persib untuk merekrut mantan pemain timnas Ghana ini.
Lalu siapa saja pemain yang akan berebut tempat dengan Essien dan bagaimana peluang mereka?
Hariono
Meski dengan usia yang sudah menginjak 31 tahun, Hariono terus mendapatkan tempat di tim inti Persib Bandung. Pemain yang sudah bergabung dengan Maung Bandung sejak 2008 ini memiliki posisi sebagai gelandang bertahan murni yang jarang merangsek ke lini serang.
Hariono sendiri merupakan figur populer di kalangan bobotoh — sebutan pendukung Persib. Terbukti, ketika ia mencetak gol pertamanya di Persib pada November 2016 silam, bobotoh pun merayakannya dengan gembira.
Satu ancaman bagi Hariono adalah cedera yang ia dapatkan di Piala Presiden 2017 lalu. Ia ditarik keluar dalam laga perebutan tempat ketiga melawan Semen Padang pada akhir pekan lalu.
Kim Kurniawan
Mantan pemain Pelita Bandung Raya ini sebenarnya memiliki posisi alamiah sebagai bek kiri. Oleh mantan pelatihnya di PBR, Dejan Antonic, ia kemudian ditempatkan sebagai gelandang bertahan dalam skema permainan dengan pressing-pressing ketat dan sukses menjalankan fungsi itu.
Ketika Dejan pindah ke Persib untuk menggantikan Djadjang, Kim Kurniawan pun dibawa ke Maung Bandung dan tetap mendapatkan posisi sebagai gelandang.
Awal kariernya di Persib Bandung tak mulus dan Kim sering kali mendapatkan sorotan karena tak kunjung menampilkan performa yang apik. Tapi ia kini mulai mendapatkan tempat baik di tim inti Djadjang, maupun di hati para pendukung Persib setelah menunjukkan kerja keras.
Dedi Kusnandar
Ketika kompetisi Liga Super Indonesia dihentikan dan terjadi konflik sepak bola nasional, Dedi Kusnandar mendapat lirikan dari klub Malaysia. Ia pun sempat hijrah ke negeri Jiran sebelum akhirnya dipanggil pulang oleh Djadjang Nurdjaman.
Dengan ketenangan bermain dan kemampuan membaca permainan yang baik, Dedi sendiri punya kualitas mumpuni sebagai pemain tengah. Ia bahkan mendapat pemanggilan sebagai pemain timnas di Piala AFF 2016 dan mendapatkan satu tempat di tim inti.
Gian Zola
Nama Zola bersama Febri Hariyadi mencuat pada awal 2016 ketika dipilih sebagai tiga pemain yang akan dikirimkan untuk menjalani latihan bersama skuat U-19 Internazionale Milan. Meski gagal, Zola terus menunjukkan performa terbaiknya ketika beberapa kali dipilih untuk memperkuat Persib di ajang Indonesian Soccer Championship.
Zola juga terpilih sebagai salah satu pemain yang akan memperkuat timnas U-22 melawan Myanmar.
Pemain ini bisa menjadi gelandang bertahan, tapi memiliki posisi alamiah sebagai pemain box-to-box yang berlari dari ujung pertahanan ke barisan belakang lawan. Akan tetapi Zola sendiri akan terbantu peraturan klub wajib memainkan tiga pemain muda selama minimal 45 menit.
Ahmad Basith
Dengan posisi sebagai gelandang bertahan murni, Ahmad Basith yang masih berusia 20 tahun itu memiliki peluang yang paling berat untuk mendapatkan tempat di tim inti Persib.
Apalagi berbeda dengan Zola dan Febri, Ahmad belum memiliki pengalaman di level tertinggi. Ia baru mendapat pemanggilan magang di tim inti Persib pada kompetisi Piala Presiden 2017.