Babatpost.com – Proyek Trans Papua ternyata memberikan hal yang positif bagi warga Papua, terutama warga Sorong. Karena mereka sudah mendapatkan manfaat dan kemudahan dari jalur baru tersebut. Salah satunya kecepatan dalam menjalankan aktivitas.
Seperti Yosua, salah satu masyarakat Mlabolo, Kabupaten Sorong Selatan mengatakan, sebelum adanya jalan Trans Papua masyarakat harus berjalan 2-3 hari untuk sampai ke Kota Sorong. Itu pun harus masuk hutan dan sungai.
“Masyarakat dulu jalan kaki 2-3 hari kalau mau ke Kota Sorong, sekarang sudah ada jalan ini banyak mobil, cuma 3 jam ke kota,” kata dia
Biasanya, kata Yosua, masyarakat pedalaman ke Kota Sorong untuk membeli kebutuhan sehari-hari, hingga untuk menjual hasil kebun, seperti pisang dan umbi-umbian.
“Kalau dulu butuh apa-apa jalan kaki untuk beli bensin, jual hasil kebun, biasanya keladi, buah-buahan, semacam umbi-umbian, beli beras pun di Sorong,” tambahnya.
Usai tersambungnya infrastruktur jalan memberikan banyak kemudahan, seperti tersedianya angkutan kendaraan bagi masyarakat pedalaman yang ingin menuju ke Kota Sorong.
Manfaat lainnya adalah mempercepat waktu tempuh, dan menekan biaya angkut. Menurut Yosua, cukup membayar Rp 100-Rp 150 ribu masyarakat sudah bisa duduk tenang di dalam kendaraan roda empat untuk satu kali jalan. Rinciannya, Rp 150 ribu masyarakat dapat duduk di dalam, sedangkan Rp 100 ribu masyarakat dapat duduk di luar kendaraan.
“Kalau sekarang ada mobil, kalau duduk di dalam bayar Rp 150 ribu, kalau di luar bayar Rp 100 ribu,” jelas Yosua.
Tidak hanya itu, dengan tersambungnya infrastruktur jalan dari Sorong hingga perbatasan Provinsi Papua juga memberikan kemudahan masyarakat dalam menikmati aliran listrik.
“Setelah ada jalan ini, listrik baru masuk, rata-rata pakai diesel,” jelasnya.
Proyek Jalan Trans Papua Barat terdapat 2 ruas, yang pertama Sorong-Kambuaya-Manokwari dengan total panjang ruas 594,81 kilometer (km). Ruas kedua Manokwari-Wasior-Batas Provinsi Papua dengan total panjang 475,81 km yang artinya total ruas jalan 1.070,62 km.