BABAT POST – LG Electronics mengatakan bahwa mereka menggunakan teknologi baru dan melakukan proses pengujian yang lebih ketat untuk memastikan keamanan smartphone besutannya.
Setelah mendapatkan paten ponsel lipat US D776,074 S, LG kembali mendapatkan dua paten dari Badan Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat (USPTO), yaitu US D777,131 S dan US D777,132 S terkait kategori ponsel lipat.
Paten baru ini meliputi sepasang smartphone yang dapat terbuka dan tampil serupa tablet. Namun, gambar pada dokumen paten tersebut berbeda dari sketsa yang terdapat pada dokumen UPSTO yang didaftarkan awal bulan ini.
Baik Samsung dan LG dikabarkan akan meluncurkan perangkat mobile berdesai lipat pada tahun ini. Berbeda dengan perangkat Samsung yang berdesain lipat keluar, perangkat LG penerima paten ini berdesain lipat ke arah dalam.
Phone Arena menyebut, hingga saat ini belum dapat dipastikan bahwa perangkat ini akan hadir dan menyapa konsumen di pasar dengan desain dan bentuk sesuai dengan gambar yang terdapat ada dokumen USPTO.
Sementara itu, produsen seperti Lenovo, juga dikabarkan tengah mengembangkan perangkat berdesain lipat serupa. Namun, perangkat buatan Samsung dan LG diperkirakan menjadi perangkat yang akan diluncurkan terlebih dahulu ke pasar.
Saat ini, LG dilaporkan tengah terfokus dalam mempersiapkan ponsel cerdas unggulan terbarunya, yaitu LG G6, yang akan diluncurkan di ajang MWC 2017 pada 26 Februari mendatang.
Sejumlah informasi terkait perangkat ini telah beredar di internet. Salah satunya adalah gambar terbaru yang menampilkan bagian atas dari LG G6 dengan bezel lebih tinggi dari 90 persen, namun tidak menampilkan bagian bawahnya.
“Kami melakukan tes pemaparan panas pada baterai hingga suhu 15 persen lebih tinggi dari standar suhu yang ditetapkan oleh standar internasional di AS dan Eropa,” kata LG.
“Baterai ponsel juga diuji dengan berbagai tes seperti ditusuk dengan kuku yang tajam atau dijatuhkan objek berat dari tempat tinggi.”
LG berkata, G6 juga akan melalui tes accelerated-life, yaitu proses pengujian yang membuat subjek tes melalui berbagai perlakuan ekstrem seperti menjantuhkan ponsel dan mengalirkan tegangan tinggi pada ponsel. Hal ini bertujuan mensimulasikan penggunaan yang berlebihan dengan menemukan kelemahan dan kegagalan yang mungkin terjadi.
Tes-tes ini biasanya dilakukan pada berbagai komponen smartphone seperti prosesor, layar, kamera dan pemindai sidik jari.