Babatpost.com – Bom Samarinda, pertama kali terjadi di ibukota Kalimantan Timur, Merupakan terror pertama yang terjadi di kota terbesar di Kalimantan Timur Samarinda. Bom yang meneror jemaat gereja Oikumene itu terbilang jauh dari nama sebuah teror.
Setyobudi mengatakan kerukunan di antara umat beragama terjalin harmonis di tengah masyarakat Samarinda. Selama ini, menurut dia, tidak pernah ada permasalahan berbalut isu SARA yang menggelisahkan di Samarinda. Bom Samarinda
Polres Samarinda memastikan kasus bom gereja ditangani Detasemen Khusus Antiteror 88. Setyobudi mengatakan Detasemen akan membantu dalam penyidikan tersangka yang diduga bernama Juhanda. Pemeriksaan tersangka dilakukan di Markas Polres Kota Samarinda. “Kami nantinya ikut membantu proses penyidikan kasus,” ujarnya.
Ledakan bom molotov terjadi di Gereja Oikumene Sengkotek di Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, Samarinda, Kalimantan Timur, pukul 10.10 Wita. Saat itu, sebagian jemaah gereja tengah beribadah, sedangkan sebagian lainnya berada di area parkir.
Pelaku, yang mengenakan celana dan kaus hitam, melemparkan bom molotov yang langsung meledak dan melukai empat orang. Korban sebagian merupakan anak-anak. Setelah melempar bom, pelaku langsung kabur dan terjun ke Sungai Mahakam. Warga yang ada di sekitar lokasi mengejar dan menangkap pelaku sebelum akhirnya diserahkan ke polisi. Bom Samarinda