BABAT POST – Sebentar lagi Amerika Serikat akan ada pemilihan presiden. Oleh sebab itu, para kandidat akan melakukan pemilu.
Jika calon presiden Amerika Serikat (AS) dari partai Republik Donald Trump memenangkan pemilihan Presiden (Pilpres) 2016 mungkin menekan pasar saham. Namun, kondisi itu berbeda untuk emas.
Hal ini ditunjukkan dari harga emas sempat menguat seiring ada prospek kemenangan Donald Trump. Pada pekan lalu, harga emas reli setelah ada kesempatan Trump menang.
Kemudian harga emas merosot dua persen pada awal pekan ini usai FBI memberikan klarifikasi investigasi soal email calon presiden dari partai Demokrat Hillary Clinton.
Melihat kondisi itu, harga emas cenderung naik ketika suara jajak pendapat Trump naik. Kenaikan harga emas ini lantaran emas menjadi aset investasi aman di tengah kondisi pasar keuangan tak pasti dan belum baik. Banyak investor khawatir kalau Trump memiliki sifat tak terduga berdampak ke ekonomi global.
Kebijakan Trump menjadi kritikan terutama soal perdagangan global. Hal itu membuat Citigroup memperingatkan kalau bursa saham Amerika Serikat (AS) dapat terjun tiga-lima persen bila Trump menang. Sedangkan Deutsche Bank memperingatkan kalau bursa Eropa dapat merosot 10 persen.
Oleh karena itu, perusahaan investasi Societe Generale yakin harga emas dapat reli ke level US$ 1.400 per ounce bila Trump menang.
“(Harga emas) dapat menguat, itu mungkin,” ujar Robin Bhar, Kepala Riset Komoditas SocGen, seperti dikutip dari laman CNN Money, Selasa (8/11/2016).
Bhar berpendapat jika Trump menang, harga emas dapat terus reli hingga akhir tahun. Harga emas dapat sentuh level US$ 1.400-US$ 1.500 per ounce.
“Calon presiden AS Trump itu wildcard. Kemungkinan ada perubahan radikal besar jika Trump menang,” ujar dia.
Bhar mengutip pernyataan Trump soal meningkatkan pengeluaran pemerintah dan kebijakan proteksi dapat meningkatkan ketidakpastian politik di Eropa Timur dan Asia Tenggara.
Bespoke Investment Group juga menyatakan kalau emas menjadi alternatif investasi aman jika Trump menang. Harga emas dapat melonjak. Meski demikian, Kepala Riset RBC Capital Helima Croft mengingatkan harga emas yang naik merupakan sesuatu yang rapuh.
Sebelumnya harga emas turun tajam sehari sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Emas meredup setelah FBI mengatakan tak menemukan bukti baru terhadap kandidat dari Demokrat Hillary Clinton terkait masalah penggunaan email pribadinya.
Melansir laman Wall Street Journal, Selasa 8 November 2016, harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 1,9 persen ke posisi US$ 1.279,40 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Ini menjadi penurunan terbesar selama satu hari sejak 4 Oktober. (Ahm/Ndw)