Setengah Lusin Pejuang Asing ISIS Pilih Membelot

BABAT POST – Belakangan ratusan warga asing yang dulu berjuang untuk ISIS kini ramai-ramai memilih untuk membelot. Mereka kini mendekam di sebuah kamp rehabilitasi yang didirikan oleh kelompok pemberontak Suriah.

Salah seorang mantan anggota ISIS yang membelot, Abu Sumail, lantas menceritakan pengalamannya. Warga negara Belanda ini melakukan perjalanan ke Suriah dua tahun lalu melalui Belgia kemudian ke Gaziantep, Turki. Ia mengaku menyamar sebagai “tukang pesta” di hari libur untuk menghindari deteksi oleh intelijen.

Read More

Namun, masuk ke Suriah jauh lebih mudah daripada meninggalkannya. Ia pun mengungkapkan kekecewaannya dengan kehidupan di dalam wilayah kekuasaan ISIS.

Berita Terkait :  Gaji dipangkas ratusan pasukan ISIS mengundurkan diri

“Mereka memperlakukan kami dengan sangat buruk, terutama orang-orang dari negara lain. Ini sangat sulit bagi kami untuk tinggal di sana. Itu bukan gaya hidup kami untuk diberdayakan dalam banyak hal. Kemudian kami datang ke sana dan mereka langsung memperlakukan Anda dengan sangat keras,” ungkapnya seperti dikutip dari BBC, Kamis (13/10/2016).

Setidaknya setengah lusin pejuang asing telah berhasil keluar dari ISIS dan menghadapi hukuman penjara jika kembali ke Eropa. Operasi untuk menemukan, menangkap dan membawa pulang pendukung ISIS tengah dijalankan di Suriah. Operasi ini dilakukan oleh kelompok pemberontak, intelijen Inggris dan Eropa.

Sementara itu dari dalam kota Raqqa Suriah, yang menjadi ibu kota de facto ISIS, para anggota ISIS telah mengirim video dan pernyataan pribadi kepada kelompok pemberontak dengan harapan bisa melarikan diri bersama keluarga mereka.

Berita Terkait :  Dokumen Ini Bukti Amerika Serikat Dukung Penciptaan ISIS

Sebuah kamp interniran rahasia untuk mantan militan ISIS dan keluarganya didirikan di Suriah. Sedikitnya 300 pembelot dan pejuang ISIS, termasuk sejumlah warga negara asing, yang tertangkap ditahan di kamp tersebut yang dioperasionalkan oleh kelompok pemberontak Jaysh al-Tharir.

“Kami mencoba untuk merehabilitasi mereka dan mengubah pola pikir mereka tentang sebuah negara. Mereka yang ingin kembali ke rumah kami izinkan untuk menghubungi kedutaan mereka dan berkoordinasi dengan mereka melalui kami,” kata komandan Jaysh al-Tharir, Mohammad al-Ghabi seperti dikutip dari BBC, Kamis (13/10/2016).

Ghabi mengatakan bahwa jumlah pembelot ISIS terus bertambah seiring kekalahan yang diderita kelompok itu akibat serangan pemberontak dibantu Turki di Suriah utara dalam operasi Efrat Shield.

“ISIS telah berantakan selama tujuh atau delapan bulan terakhir, menurut para pembelot yang kami ajak bicara. Namun, Operasi Efrat Shield semakin membuat ISIS terpuruk dan menyebabkan kemunduran menyusul kemajuan pesat dari pasukan kami,” tambahnya.

Berita Terkait :  Setelah Burung Merpati, ISIS Kini Larang Warga Mosul Mengkembangbiakkan Kucing di dalam Rumah

Menurut kelompo pemberontak, setengah lusin pejuang asing telah berhasil keluar dari ISIS dan menghadapi hukuman penjara jika kembali ke Eropa. Namun, Ghabi mengatakan, tidak semua orang akan diizinkan untuk kembali.

“Mereka yang tidak ingin kembali atau telah melakukan kejahatan dirujuk ke pengadilan Syariah, yang dijalankan sesuai dengan hukum Islam dan menghukum sesuai dengan kejahatan yang dilakukannya,” terang Ghabi.

Ia pun memperingatkan bahwa beberapa dari mereka kemungkinan akan dieksekusi dan menambahkan bahwa pintu kesempatan bagi para pembelot untuk bergabung dengan pemberontak akan tertutup seiring terus berkurangnya wilayah dan proto negara ISIS yang hancur.

Related posts