Setelah Burung Merpati, ISIS Kini Larang Warga Mosul Mengkembangbiakkan Kucing di dalam Rumah

BABAT POST – Sebuah fatwa aneh baru saja dikeluarkan Kelompok Islamic State atau ISIS di Kota Mosul, Irak. Isinya berupa larangan bagi warga Mosul untuk mengembangbiakkan kucing di dalam rumah.

Setiap warga di Mosul diperintahkan ISIS untuk mematuhi fatwa itu.

Read More

”Komite Fatwa Central Islamic State mengeluarkan fatwa terhadap pengembangbiakkan kucing di dalam rumah di Mosul,” tulis media Irak, Al Sumaria, mengutip catatan fatwa ISIS, yang dilansir semalam (5/10/2016).

Penerapan fatwa ini akan ditindaklanjuti para militan ISIS dengan melakukan razia di rumah-rumah warga Mosul untuk mencari kucing.

Berita Terkait :  8 Anggota ISIS Bangladesh (ISB) Ditahan Kepolisian Singapura

Kucing selama ini dijadikan bahan propaganda ISIS, di mana banyak militan menggendong senjata dengan pamer memeluk kucing. Bahkan tidak sedikit muncul foto, para militan ISIS menaruh granat di sekitar kucing dengan asumsi hewan itu sebagai milisi.

Sebelum melarang mengembangbiakkan kucing di dalam rumah, ISIS pernah mengeluarkan fatwa aneh lainnya pada Juni lalu. Isinya, larangan beternak burung merpati.

”Melihat alat kelamin burung saat mereka terbang overhead menyinggung agama,” tulis The Daily Mail, mengutip fatwa soal merpati itu.

Fatwa di kelompok ISIS dianggap sebagai hukum agama. Komite Fatwa Central ISIS yang mengeluarkan fatwa itu berisi ulama-ulama yang bergabung dengan ISIS.

Sementara itu seorang mantan militan ISIS asal Jerman mengaku memilih membelot setelah merasa ngeri menyaksikan berbagai kebrutalan yang dilakukan oleh kelompok itu, termasuk pemenggalan sandera. Mantan militan ISIS bernama Harry Sarfo, 28, tersebut telah dipenjara di Jerman setelah pulang.

Berita Terkait :  7 Bulan Menghilang, Istri Kim Jong-Un Dikabarkan Sedang Hamil

Sarfo sudah menghabiskan waktu beberapa bulan dengan kelompok Islamic State (ISIS) di Suriah tahun 2015.

”Saya menyaksikan rajam, pemenggalan, penembakan, pemotongan tangan, dan banyak hal lainnya,” katanya dalam sebuah wawancara sebelum sidang, seperti dilaporkan Deutsche Welle, Kamis (6/10/2016).

Namun laporan yang diterbitkan oleh Washington Post menceritakan hal yang berbeda, di mana Sarfo ikut senang menjadi bagian dari eksekutor ISIS. Laporan itu mengutip rekaman video, di mana Sarfo menembak mati tahanan yang diikat dan ditutup matanya di tengah kerumunan dan sorakan para militan ISIS di Palmyra, Suriah.

Berita Terkait :  ISIS Jual Organ Tubuh Anggotanya Sendiri Demi Dapatkan Uang Tunai

Rekaman video itu diberikan oleh orang dalam ISIS. Rekaman diberikan untuk mendiskreditkan Sarfo karena telah mengecam para militan ISIS.

Sarfo dalam wawancara dengan media sebelumnya mengklaim bahwa dia menolak mengambil bagian dalam eksekusi oleh kelompok ISIS. Dia mengaku membawa bendera ISIS di video propaganda, namun tidak mengambil bagian dalam pembunuhan sandera.

Seorang pejabat keamanan Jerman mengatakan kepada wartawan bahwa rekaman video dari ISIS itu bisa dijadikan acuan untuk menjatuhkan dakwaan baru untuk Sarfo.

Sebelum ditangkap, Sarfo dikenali polisi di Bremen sebagai penjahat kecil yang terlibat pencurian dan perampokan. Dia menjadi mualaf setelah tinggal di London, dan mengaku telah menjadi sosok radikal di sejak mendekam di penjara pada tahun 2012.

Related posts