BABAT POST – Sang tuan rumah Pekan Olah Raga Nasional XIX/2016 kembali dominasi dengan semakin jauh meninggalkan juara bertahan DKI Jakarta dalam perolehan medali, Senin (19/09/2016).
Jawa Barat kini mengumpulkan 63 medali emas, 30 perak dan 35 perunggu. Mereka unggul lebih dari dua kali lipat peroelhan mefdali emas juara bertahan DKLI Jakarta yang mengumpulkan 28 emas, 33 perak dajn 33 perunggu.
Keunggulan DKI diintai oleh pesaing utama, Jawa Timur yang kini hanya terpaut dua medali emas dari DKI. Jartim mengumpulkan 26 emas, 35 perak dan 23 perunggu.
Namun pelaksanaan PON hari ketiga ditandai dengan protes di cabang olah raga karate. Ketua Pengurus Provinsi Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) Dody Rahmadi Amar melakukan protes keras terkait penyediaan wasit juri yang bertugas dalam memimpin pertandingan dengan penggunaan sistem teknologi komputer.
Bahkan, DKI mengancam akan walkout dari Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX-2016 jika panitia penyelenggara dan Panitia Besar (PB PON) mengabaikan surat protes yang dilayangkan kepada mereka.
Kebijakan Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB Forki) atas aturan sepihak pada gelaran PON yang meliputi penerapan drawing berbasis komputerisasi serta pemberian wild card pada Pengprov yang dianggap merugikan beberapa Pengprov lain. Dody mengatakan kebijakan yang diambil oleh PB Forki menganulir hasil Rapat Kerja Nasional (Rakornas) PB Forki 2015 yang menyebutkan adanya pembatasan umur dan pengundian manual untuk dalam PON 2016 Jabar. Dengan adanya kebijakan tersebut, PB Forki telah mengabaikan suara mayoritas para anggotanya.
Dengan adanya kebijakan baru itu, maka atlet yang berusia diatas 30 tahun, ini merusak proses regenerasi atlet. Sedangkan drawing elektronik mengesampingkan asas keadilan karena saat diujicoba pada KSAD Cup beberapa waktu lalu pun hasilnya berantakan, sehingga drawing manual dianggap menjadi pilihan terbaik.
Dalam surat resmi yang ditembuskan kepada Ketua Umum PB FORKI, Ketua Umum PB PON, Gubernur DKI Jakarta, Ketua Umum KONI Pusat dan Ketua Umum FORKI DKI Jakarta disebut ada tiga poin tuntutan. Pertama, meminta mengganti sistem penyediaan pengundian wasit dan juri yang akan memimpin pertandingan dengan sistem manual.
Kedua, memohon agar anggota dewan wasit dari Jawa Barat untuk tidak ditempatkan pada Tatami Manajer (TM). Serta meminta agar pada saat atlet DKI bertanding tidak menggunakan wasit/juri dari tuan rumah supaya tidak menimbulkan ketidakobyektifan dan merugikan tim lain, khususnya DKI Jakarta.
Selain DKI Jakarta, Dody mengatakan, sejumlah Pengprov Forki lain juga mengajukan keberatan serupa, seperti Maluku, Sulawesi Selatan, Papua, Banten. Jika kebijakan PB Forki itu tetap dijalankan, Dody mengaku khawatir saat pertandingan PON 2016 Jabar berlangsung dengan memperebutkan 16 medali emas, akan banyak protes yang terjadi karena hasil pertandingan yang tidak adil. Sayang, Dody enggan menyebut Pengprov lain yang juga memprotes hasil tersebut.
Kecurangan di dalam gelaran karate PON ini membuat Ketua Umum PB Forki, Gatot Nurmantyo kesal. Bahkan, Gatot tidak mau mengalungi medali kepada pemenang dan memberikan jempol terbalik kepada wasit seraya meninggalkan lokasi pertandingan.
Tak hanya itu, di kelas kumite beregu putra dan putri, DKI disebut belum mendaftarkan para atletnya yang akan tampil. Padahal, hal itu sudah dilakukan. Setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya panpel pun memasukkan nama atlet DKI di kelas kumite.
“Kami kesal. Kami merasa dicurangi sejak awal, bahkan sejak Pra PON. Hal ini seperti sudah disetting semua oleh tuan rumah. Karena itu, jika sampai malam ini belum ada tanggapan dari panpel maupun PB PON, kami akan walkout dari gelaran PON,” tegas Dody.
Perolehan medali sementara (Senin, 19/9/2016)
1 JBR JAWA BARAT 63 30 35 128
2 DKI DKI JAKARTA 28 33 33 94
3 JTM JAWA TIMUR 26 35 23 84
4 RIU RIAU 6 7 5 18
5 SSL SULAWESI SELATAN 5 8 5 18
6 JTG JAWA TENGAH 5 6 18 29
7 IRJ PAPUA 5 4 4 13
8 BLI BALI 3 5 10 18
9 SMU SUMATERA UTARA 3 4 8 15
10 BTN BANTEN 3 2 7 12
11 MAL MALUKU 3 0 2 5
12 STR SULAWESI TENGGARA 2 1 2 5
13 KLU KALIMANTAN UTARA 2 0 1 3
14 KTM KALIMANTAN TIMUR 1 4 14 19
15 JMB JAMBI 1 2 4 7
16 SMB SUMATERA BARAT 1 1 0 2
17 DIY DI YOGYAKARTA 0 4 3 7
18 SMS SUMATERA SELATAN 0 3 2 5
19 BBL KEP. BANGKA BELITUNG 0 2 0 2
20 RIK KEP. RIAU 0 1 2 3
21 STG SULAWESI TENGAH 0 1 2 3
22 LPG LAMPUNG 0 1 1 2
23 BKL BENGKULU 0 1 0 1
24 KTG KALIMANTAN TENGAH 0 1 0 1
25 PAB PAPUA BARAT 0 1 0 1
26 KLB KALIMANTAN BARAT 0 0 2 2
27 ACH ACEH 0 0 1 1
28 KLS KALIMANTAN SELATAN 0 0 1 1
29 NTB NUSA TENGGARA BARAT 0 0 1 1
30 SUB SULAWESI BARAT 0 0 1 1
31 GRO GORONTALO 0 0 0 0
32 MLU MALUKU UTARA 0 0 0 0
33 SUT SULAWESI UTARA 0 0 0 0
34 NTT NUSA TENGGARA TIMUR 0 0 0 0