BABAT POST – Pasca-pencabutan pembekuan PSSI oleh FIFA, untuk pertama kali pemerintah kembali memberi tekanan kepada otoritas sepak bola tanah air. Menpora Imam Nahrawi membuat ultimatum agar PSSI menggelar kongres pemilihan ketua umum 2016-2021 di Yogyakarta.
Desakan Menpora Imam Nahrawi kepada PSSI muncul setelah Sekretaris Jenderal PSSI Azwan Karim meminta rekomendasi penyelenggaraan kongres tersebut. Dalam surat balasan yang beredar di kalangan media dan di jejaring sosial, Menpora disebut hanya memberi rekomendasi apabila kongres digelar di Yogyakarta.
Padahal seperti telah diberitakan sebelumnya, PSSI bermaksud menggelar Kongres di Makassar pada 17 oktober 2016 mendatang. Keputusan tersebut merupakan salah satu dari hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, 3 Agustus 2016 lalu.
“Rekomendasi hanya akan diberikan seandainya pelaksanaan Kongres PSSI tersebut diselenggarakan di Yogyakarta,” demikian kutipan surat balasan Menpora kepada PSSI.
Terkait hal tersebut, juru bicara Kemenpora Gatot Dewa Broto menolak anggapan yang menyebut lembaganya melakukan intervensi kepada PSSI. Menurutnya, substansi pemindahan lokasi kongres didasari faktor historis berdirinya PSSI.
“Sekali lagi, tidak ada perintah apalagi intervensi. Akan tetapi, substansi pemindahan kota ini semata-mata karena Pemerintah mengingatkan PSSI untuk kembali ke titik nol,” kata Gatot kepada wartawan.
Dilain pihak manajemen PSM Makassar mengatakn bakal mempertahankan agenda Kongres PSSI tetap di Kota Makassar. Mereka mengabaikan rekomendasi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang ingin menggelar kongres di Yogyakarta.
Menurut PSM, penunjukan Makassar sebagai tuan rumah merupakan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Mercure, Ancol, 3 Agustus 2016 lalu. Dalam KLB PSSI di putuskan Makassar tempat penyelenggaraan kongres dengan agenda penting memilih ketua umum PSSI, wakil ketua, serta anggota exco pada 17 Oktober mendatang.
Chief Executive Officer (CEO) PSM Munafri Arifuddin mengatakan, pihaknya tetap pada pendirian menjalankan SK dari PSSI yang menunjuk Makassar sebagai tuan rumah kongres.
“Keputusan itu diambil melalui proses, dan diputuskan saat KLB lalu,” katanya.
Munafri menyayangkan sikap Kemenpora yang hanya mengeluarkan rekomendasi jika kongres tersebut digelar di Yogyakarta.
“Makassar juga Indonesia, kalau alasan sejarah tentu tiap daerah punya sejarahnya masing-masing. Termasuk Makassar yang merupakan daerah lahirnya klub tertua di Indonesia jauh sebelum PSSI,” jelasnya.
Direktur Klub PSM Sumirlan mengatakan, sikap Menpora Imam Nahrawi yang hanya memberikan rekomendasi kongres jika digelar di Yogyakarta sarat dengan intervensi.
“Saya kira ini keputusan yang tidak bagus, seperti melakukan kembali intervensi,” katanya.
Sumirlan melanjutkan, pihaknya heran soal sikap tersebut, dan mempertanyakan keputusan penetapan di Yogyakarta.
“Kongres di Makassar juga sudah disetujui oleh FIFA, kami pasti akan protes karena ini juga merupakan harga diri orang Makassar,” tegasnya.
Sebelumnya, Menpora dalam suratnya kepada PSSI beralasan, pelaksanaan kongres pemilihan ketua tersebut di Yogyakarta karena wujud reformasi PSSI yang kembali ke titik nol. di Mana daerah tersebut merupakan tempat lahirnya induk organisasi sepak bola Indonesia ini.
Sementara itu, delapan nama calon ketua umum sudah lolos verfikasi yakni mantan Panglima TNI Moeldoko, Pangkostrad Edy Rahmayadi, mantan pemain Timnas Kurniawan Dwi Yulianto, anggota exco PSSI Tonny Apriliani, mantan Ketua Umum PSSI dua periode sebelumnya Djohar Arifin Husin, pengamat sepakbola Eddy Rumpoko, mantan pengurus PSSI era Djohar Arifin, Bernard Limbong, dan pengusaha asal Makassar Erwin Aksa.