Presiden Rodrigo Duterte mengancam negaranya Filipina bisa keluar dari PBB

BABAT POST- Presiden Rodrigo Duterte mengancam negaranya Filipina bisa keluar dari PBB-Agaknya  presiden negeri tetangga kita Filipina bisa sangat tersinggung dengan badan dunia PBB. Dan baru-baru ini  Presiden baru Filipina Rodrigo Duterte mengancam untuk keluar dari PBB setelah organisasi tersebut mengkritik upayanya memerangi narkoba sebagai tindak kejahatan menurut hukum internasional.

Sang presiden Filipina menyatakan akan mengajak negeri besar asia seperti Cina dan beberapa negara Afrika untuk membentuk badan baru. Dia juga menuduh PBB gagal menangani terorisme, kelaparan dan mengakhiri konflik seperti dilansir dari BBC.

Berita Terkait :  Sekjen FSGI Nilai Indonesia Belum Siap Terapkan 'Full Day School'

Duterte yang terpilih pada bulan Mei sudah mengesahkan pembunuhan pengedar narkoba untuk menghapuskan perdagangan narkoba.

PBB berulangkali mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

Sekitar 900 terduga pengedar narkoba tewas sejak Duterte terpilih pada 9 Mei.

Pekan lalu, dua pakar hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa instruksi Duterte pada polisi dan publik untuk membunuh terduga pengedar narkoba termasuk “dukungan untuk melakukan kekerasan dan pembunuhan, yang menurut hukum internasional termasuk kejahatan”.

Berita Terkait :  Relawan Anies for Presiden 2024 deklarasikan Jawara Banten

Dalam kemarahannya yang penuh umpatan terhadap PBB pada Minggu, Duterte menyebut para pakar tersebut “bodoh” dan mengatakan bahwa mereka ahrus menghitung jumlah nyawa tak berdosa yang hilang akibat narkoba.

“Saya tidak mau menghina Anda. Tapi mungkin kita harus memutuskan untuk berpisah dari PBB,” katanya.

“Jika Anda tidak sopan seperti itu, lebih baik kami keluar,” katanya.

“Keluarkan kami dari organisasi Anda. Anda belum melakukan apa-apa. Kapan Anda terakhir kali di sini? Tidak pernah. Kecuali untuk mengkritik,” katanya.

Berita Terkait :  Rencana Disneyland Di Boyolali Diprediksi Bakal Dibanjiri Turis

Duterte mengatakn bahwa PBB harus mengembalikan kontribusi mereka “jadi kami bisa keluar”.

 

Related posts