Haris Azhar Beberkan Keterlibatan Aparat Polisi, TNI, Bea Cukai dan BNN Dalam Peredaran Narkotika di Indonesia

BABAT POST – Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar membeberkan cerita tentang keterlibatan aparat polisi, TNI, Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam peredaran narkotika di Indonesia. Haris mengaku mendapat cerita tersebut dari gembong narkoba Freddy Budiman.

Dan terkait pengakuan Haris itu, Inspektur Pengawasan Umum Polri sekaligus Ketua Tim Independen bentukan Polri, Komisaris Jenderal (Pol) Dwi Priyatno mengatakan, timnya akan menyambangi Lembaga Pemasyarakatan (lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Read More
Berita Terkait :  Ingin Anaknya Jadi Ulama Jadi Pesan Terakhir Freddy Budiman Untuk Anaknya

Kunjungan itu, kata dia, untuk mencari bukti pertemuan antara Haris Azhar dan Freddy Budiman. Mereka bertemu di Nusakambangan pada 2014. Untuk menelusuri kebenaran cerita tersebut, Polri membentuk tim.

“Kami akan tanyakan dulu apa betul memang pernah ada pertemuan. Informasi ini kan belum tentu benar,” ujar Dwi di Mabes Polri, Jumat (12/8/2016).

Kalau benar ada pertemuan, kata dia, nanti timnya akan meminta bantuan untuk mendengarkan apa yang dibahas keduanya.

Ia mengatakan, tim akan diberangkatkan ke Nusakambangan pada Senin (15/8/2016) atau Selasa (16/8/2016) nanti.

Ia menjelaskan, di Nusakambangan tim akan meminta keterangan dari berbagai pihak terkait pertemuan Haris dan Freddy, khususnya tentang apa yang dibicarakan dalam pertemuan itu.

Berita Terkait :  Terpidana Kasus Bank Century Hartawan Aluwi Dieksekusi ke Lapas Salemba

“Kami akan konfirmasi ke orang-orang yang hadir saat itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Polri membentuk tim independen guna menginvestigasi cerita Freddy Budiman yang disampaikan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengungkapkan investigasi yang dilakukan tim independen berbeda dengan penyidik.

“Cara kerjanya seperti tim investigasi, tapi bukan penyidik. Kalo tim investigasi lebih ke pengumpulan fakta dan bahan keterangan,” ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Selasa (9/8/2016).

Boy mengatakan, hasil investigasi itu bisa ditindaklanjuti untuk kepentingan penyelidikan. Tim bakal meminta keterangan beberapa pihak yang memiliki keterkaitan dengan cerita Freddy.

“Hasilnya nanti bisa disumbangkan ke Bareskrim lewat konteks untuk jadi fakta hukum,” kata Boy.

Berita Terkait :  Apa Strategi PLT Walikota Jakut dalam Menuntaskan Tugas Rumah Rustam Effendi?

Jika ternyata ditemukan dugaan, misalnya keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam peredaran narkotika, bisa diproses sebagai perkara.

Dalam ceritanya, Freddy menyebut oknum polisi, TNI, Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional terlibat dalam peredaran narkoba.

“Orientasinya mengumpulkan bahan keterangan berupa fakta yang memiliki relevansi dengan apa yang disampaikan oleh Freddy kepada Haris,” kata Boy.

Tim investigasi dipimpin Inspektur Pengawas Umum Polri Komisaris Jenderal Dwi Priyatno dengan beranggotakan unsur eksternal, yakni komisioner Kompolnas Poengky Indarty, pendiri Setara Institute Hendardi, dan pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI) Effendy Ghazali. Boy mengatakan, setelah tiga bulan, tim akan mengevaluasi hasil investigasi mereka.

Related posts