Berikut Kronologi Terjadinya Longsor yang Kembali Menimpa Magelang

BABAT POST – Senin (23/5/2016), Kampung Wates Prontakan RT VI, Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, kembali terjadi longsor.

Warga hanya bisa termangu melihat sebagian bangunan rumah ambruk akibat tebing longsor dan tidak bisa berbuat apa-apa.

Read More

Setidaknya empat unit sepeda motornya ringsek tertimbun puing-puing bangunan. Selain itu, harta benda lainnya yang tidak sempat terselamatkan.

“Enggak tahu mau gimana, motor-motor kami rusak, itu kendaraan kami untuk bekerja,” kata Agung Samsu (30), saat ditemui di sela-sela evakuasi, Senin siang.

Agung menceritakan, tebing setinggi sekitar 5 meter longsor sekitar pukul 00.30 WIB, setelah sebelumnya hujan deras mengguyur Kota Magelang, Jawa Tengah, sejak Minggu pagi.

Berita Terkait :  3 orang penambang liar gunung Butak sudah ditemukan

Saat itu, dirinya dan tiga anggota keluargannya sedang tidur di rumah induk yang bersebelahan dengan bangunan yang ambruk. Suara gemuruh terdengar keras menyebabkan mereka terbangun.

“Kami lihat rumah ini sudah ambruk, kami tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menyelamatkan diri,” katanya.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sales itu mengaku beberapa hari sebelum bencana, pondasi rumahnya sudah terlihat retak-retak. Ia menduga keretakan itu dipicu karena saluran drainase di bawah rumahnya yang terlalu sempit sehingga aliran air terhambat.

“Drainasenya tidak lancar, airnya cuma muter-muter aja, jadi kemungkinan pondasi rumah terkikis lama kelamaan,” katanya.

Ia pun sudah melaporkan kondisi tersebut ke aparat kampung setempat untuk ditindaklanjuti. Namun nahas rumahnya sudah terlanjut roboh sebelum ditinjau oleh pihak terkait.

Berita Terkait :  Wabup Tulungagung dilantik demi percepatan pengentasan kemiskinan 

“Kami sudah lapor ke Pak RW, rencananya Pak RW mau lapor ke kelurahan hari ini (Senin) tapi sudah keburu ambruk,” kata dia.

Muhgi Hadi, ayah Agung, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta akibat bencana itu. Namun ia tetap bersyukur karena tidak ada anggota keluarganya yang terluka.

“Yang penting tidak ada keluarga kami yang menjadi korban,” tutur dia.

Dia menuturkan, kejadian serupa juga pernah terjadi pada tahun 2008 dan 2010 namun tidak parah.

Ketua RW 4, Mursito Wahyu Sampurno (56) mengemukakan, kejadian longsor ini memang bukan yang pertama kalinya. Terjadinya longsor ini disinyalir karena saluran air irigasi tidak bisa mengalir lancar.

Menurut dia, longsor juga pernah terjadi beberapa tahun lalu di RW lain. Pemukiman di kawasan tersebut memang dinilai rawan longsor karena kontur tanah yang miring.

Berita Terkait :  Jadi Tersangka Habib Rizieq Belum Ditangkap, Polisi Langsung Berikan Penjelasan

“Kemungkinan air mengikis tanggul dan mengakibatkan retak-retak. Tanggul ini sendiri memang sudah lama, tapi belum pernah ada perbaikan,” tuturnya.

Mursito mengaku, korban memang sudah lapor kalau tanahnya retak sebelum kejadian longsor ini. Pihaknya pun berencana melaporkannya ke aparat kelurahan, hari ini karena hari Sabtu-Minggu libur.

Sementara itu, Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito langsung memerintahkan dinas-dinas terkait untuk segera menangani kejadian ini. Bahkan, Disnakertransos langsung menyalurkan bantuan berupa logistik dan tenda untuk korban.

“Saya langsung perintahkan dinas terkait untuk tinjau ke lapangan. Survei apakah longsor itu merupakan bencana alam atau faktor manusia, sehingga harus hati-hati dalam penggunaan anggaran,” paparnya.

Related posts