BABAT POST – Dengan keputusan Senat Brasil pada Kamis (12/05) maka dengan serta merta Dilma Rousseff Presiden perempuan pertama Brazil diberhentikan sementara sebagai presiden sampai enam bulan selama masa persidangan atasnya.
Artinya, Roussef mungkin masih dalam periode diberhentikan sementara ketika pesta olahraga akbar Olimpiade dibuka di Rio de Janeiro pada 5 Agustus.
“Atas nama rakyat Brasil, saya akan berjuang dengan semua langkah hukum yang tersedia untuk menuntaskan masa jabatan hingga 31 Desember 2018.”
Dia juga menyebut pemakzulan atasnya sebagai ‘kudeta’ dan ‘lelucon’ dalam pidato pertamanya yang disiarkan di TV setelah keputusan Senat.
Wakil Presiden Michel Temer ditunjuk sebagai pelaksana tugas presiden dan sudah menyusun kabinet baru dengan menteri keuangan baru, Henrique Meirelles, yang sebelumnya memimpin Bank Sentral. Ia mempunyai latar belakang sebagai dosen hukum dan berdarah Lebanon.
Rousseff menepis keras tuduhan yang dihadapkan kepadanya dan menegaskan dia mungkin membuat kesalahan namun tidak melakukan kejahatan.
Senat Brasil melakukan proses pemakzulan dengan tuduhan memanipulasi data keuangan untuk menutup-nutupi defisit anggaran menjelang pemilihan presiden yang dimenangkannya kembali tahun 2014.
Serta dituduh melanggar undang-undang fiskal, tidak mampu memimpin, dan salah mengelola ekonomi.
Sebanyak 55 anggota Senat mendukung pemakzulan atas Rousseff dan 22 menentang dalam sidang sepanjang malam yang berlangsung sampai sekitar 20 jam.
Proses pemakzulan Presiden Rousseff di Brasil ini merupakan salah satu titik dari krisis politik yang sudah berlangsung selama beberapa waktu di Brazil.
Krisis politik Brasil terjadi ketika perekonomiannya sedang terpuruk dengan pertumbuhan ekonomi negatif dan inflasi yang sangat tinggi.
Namun pelaku pasar menanggapi positif upaya pemakzulan Presiden Rousseff dengan nilai mata uangnya menguat US$1 sebesar 3,4 real Brasil padahal beberapa pekan sebelum pemakzulan, nilai US1$ mencapai sampai 4 real Brasil. Sementara nilai dua tahun lalu US$1 = 2,2 real Brasil.
“Mungkin saja hanya sesaat karena kalau nanti Wapres Michel Temer naik jadi pelaksana presiden, kita tidak bisa tahu apa yang terjadi,” ujar Febrizki Bagja Mukti, Sekretaris Pertama Politik KBRI Brasilia.
Hasil di Senat juga dikabarkan tidak akan langsung bisa menstabilkan politik Brazil.
“Karena kalau, misalnya, Presiden Dilma Rousseff dimakzulkan maka akan dinonaktifkan untuk sementara dan Wakil Presiden Michel Temer menjadi pelaksana tugas presiden. Namun Wapres Michel Temer juga disebut-sebut dalam kasus korupsi Petrobras. Jadi saya rasa posisi Wapres Temer ketika memegang pemeritahan sementara akan rentan untuk digoyang,” jelas Febrizki.